WBN, Jakarta– Sosok pria muda, ganteng berdarah Minang yang bernama Rafi Saputra pria kelahiran 4 April 1999. Ayahandanya bernama Daswir Datuk Basa dan ibundanya bernama Misradewita. Rafi Saputra adalah pria yang memang memiliki darah seni. Yang dimiliki orang tuanya darah seni dagang.
Chipmunk Art adalah branded yang Rafi ciptakan sebagai ciri karya seni lukisnya. Rafi menganut aliran realisme dan pointilisme. Menurut Rafi aliran realisme adalah aliran pelukis yang melukis objek secara nyata. Kerap ia melukis di antaranya objek hewan, sepasang wanita, tokoh Yasmin (tokoh film silat Malaysia) dan potret wajah Presiden RI VII Joko Widodo dan lain-lain.
Aliran Pointilisme adalah aliran seni lukis dengan teknik menggambar dengan menyusun titik-titik sehingga menjadi objek gambar yang dikehendaki. Kurang lebih sudah 50an seni lukis aliran realisme dan 20an seni lukis dengan sistem pointilis.
Rafi Saputra dalam keluarga merupakan anak kedua dari tiga bersaudara jadi Rafi merupakan anak tengah. Yang pertama kakaknya bernama Elwis Rika Ningsih tamatan Farmasi UTA 45 Jakarta yang kini mengambil pendidikan profesi Apoteker. Sedangkan adiknya bernama Sherafina Hanifa berusia 5 tahun.
“Saya senang dunia seni lukis karena saya dapat menyalurkan ekspresi seni serta emosi dalam jiwa dalam karya yang dapat dinikmati orang banyak,” ungkapnya bangga.Yang menarik dari sosok Rafi Saputra, ia merupakan generasi muda yang berbakat secara khusus di bidang seni lukis yang beraliran realisme dan pointilisme.
Negeri ini tentu mengharapkan kontribusinya bagi pengembang seni budaya di masa kini dan masa depan. Maka tak berlebihan melihat akan karya-karyanya kita patut menaruh harapan di pundaknya sebagai seniman masa depan.
Harapan Rafi Saputra terhadap perkembangan dunia seni lukis bagi dirinya dan negeri ini adalah, “Saya akan mendirikan galeri seni / pameran memperkenalkan rekan-rekan seniman dan karya mereka di Nusantara ini termasuk secara khusus aliran realisme dan pointilisme. Untuk negeri hendaknya tidak melupakan nilai-nilai seni budaya yang ada di negeri ini sejak masa lampau/zaman nenek moyang,” tandasnya.
Semoga harapan Rafi Saputra adalah harapan yang terus ia perjuangkan dan geluti dengan tidak pantang menyerah. Dan ďengan tekad kini dimana usia baru 21 tahun terbentang harapan yang begitu luas dengan kreativitas yang dapat dibangun melalui seni yang pelajari, tekuni sebagai hobi mengapa tidak menjadi ekonomi krearif bagi dirinya dan bagi negeri ini.
Rafi Saputra tamatan SMK 1 Perguruan Cikini Jakarta tahun 2017 akan tetap bekerja sesuai dengan pendidikannya tetapi juga bertekad akan memanfaatkan waktu mengembangkan seni budaya dan mengangkat seni budaya Nusantara sebagai Warisan Budaya Nusantara yang kita banggakan.
Pesan Rafi Saputra bagi generasi milenial, “Lestarikanlah Seni dan Warisan Budaya Nusantara yang dititipkan bagi kita,” ungkapnya dengan penuh harapan.
Reporter (Johan Sopaheluwakan) |redpel ndra