
Ritual Adat DAB’BA tidak sekedar ritual biasa yang sembarang dilakukan dimana saja dan kapan saja akan tetapi semuanya melalui tahapan dari awal hingga akhir ritual. Seperti yang dikemukakan diatas bahwa Ritual Sabung Ayam DAB”BA akan dilakukan pada besok hari setelah bulan purnama maka semua persiapan akan dilakukan pada hari ketika bulan purnama. Pada hari purnama seluruh rumah adat akan dibersihkan untuk kegiatan ritual pada malam hari. Kegiatan pembersihan tersebut akan dilakukan pada sore hari dan dilanjutkan dengan kegiatan pembersihan rumah adat serta memegari rumah adat dengan duri dengan tujuan mensterilakn lokasi rumah adat dari seluruh hewan serta manusia yang melewati tempat tersebut sehingga orang dilarang untuk melewati lokasi rumah adat yang telah dipagari oleh duri tersebut, ritual ini dalam bahasa Sabu disebut dengan LABA ADA.
Setelah melakukan kegiatan LABA ADA maka akan dilanjutkan dengan ritual HAPPU RA’KA yaitu pembersihan terhadap alat-alat yang akan digunakan dalan ritual Sabung Ayam DAB”BA berupa tombak, pisau , parang, pedang serta pisau yang akan dipakai untuk di ikat ke kaki ayam yang akan disabungkan. Setelah ritual HAP”PU RA”KA maka sekitar jam 12 malam akan dilanjutkan dengan Ritual URI yang dilakukan oleh ROHI LODO ( berkedudukan sebagai panglima perang), MAUKIA (asisten panglima yang bertugas mengatur strategi perang ) dan PIGA RAI ( berkedudukan sebagai tokoh perempuan yang akan mempersiapkan makan minum bagi panglima perang ketika pulang dari medan pertempuran) yaitu memanjatkan doa dan mempersembahkan sesajian kepada para leluhur dengan tujuan untuk memintah petunjuk, memintah keberuntungan dan kemengan ketika besok hari mengikuti kegiatan Sabung Ayam DAB”BA, selain memintah keberuntungan mereka juga akan mendoakan para lawannya agar mereka mendapat malapetaka serta kekalahan. Setelah ritual URI selesai, maka ROHI LODO, MAUKIA dan PIGA RAI akan memanggil seluruh peserta yang akan mengikuti kegiatan Sabung Ayam DAB”BA untuk berkumpul dihalaman rumah adat dan melakukan kegiatan HODA yang dipimpin oleh MONE HODA. HODA merupakan sala satu tahapan pada upacara DAB”BA untuk memanjatkan doa kepada para leluhur melalui syair-syair lagu yang dinyanyikan dan dipimpin oleh beberapa orang yang di sebut MONE HODA dan dilanjutkan secara bersahut-sahutan oleh semua peserta yang ada. Tujuan dari pada HODA hampir sama dengan tujuan URI,akan tetapi URI hanya dilakukan oleh ROHI LODO, MAUKIA dan PIGA RAI sedangkan HODA semua peserta dilibatkan dalam mengucapkan doa-doa pada leluhur serta melalui nyanyia, setelah tahapan HODA selesei maka semua peserta akan dipersilahkan untuk tidur dan berakhirlah tahapan kegiatan malamnya. Semua ritual mulai dari LABA ADA, HAP”PU RAK”KA hingga URI dilakukan di hari purnama sedangkan kegiatan HODA dilakukan pada sekitar jam 1 dini hari.
Pada hari pertama penyelenggaraan sabung ayam DAB”BA yaitu hari setelah bulan purnama maka semua peserta akan berkumpul di rumah adat masing-masing dan ROHI LODO,MAUKIA dan PIGA RAI akan mengistruksikan semua peserta untuk mandi. Perlu diketahui bahwa ada yang unik dari cara mandi peserta ritual Sabung ayam DAB’BA dengan cara mandi kita sehari-hari yaitu para peserta diharuskan untuk mandi tanpa busana atau mandi telanjang serta dilarang untuk membasahi rambutnya bahkan memakai sabun mandi karena sesuai keyakinan adat setempat bahwa jika aturan itu dilanggar maka akan membawa sial bagi kelompok (ADA) mereka sehingga mereka akan mengalami kekalahan. Seusai mandi, maka semua peserta akan kembali ke rumah adat untuk makan bersama dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke arena ( DARA NADA). Pada saat makan bersama semua peserta hanya diperbolehkan memakan nasi kosong dengan lombok dan garam dan dilarang untuk makan dengan lauk pauk lainya karena keyakinan mereka sama seperti keyakinan pada aturan mandi.
Setelah semua peserta selesai makan, maka mereka akan berpakian adat lengkap untuk bersiap-siap untuk berangkat ke arena. ROHI LODO, MAUKIA, dan PIGA RAI akan menginstruksikan kepada semua peserta untuk buang air besar dan kecil karena setelah itu maka semua peserta akan dilarang untuk makan minum serta buang air sejak berangkat dari Rumah Adat ke arena Sabung Ayam Adat ( DARA NADA) hingga kembali lagi ke rumah adat karena sesuai keyakinan bahwa jikalau aturan tersebut dilanggar oleh para peserta akan membawa sial dan kekalahan bagi kelompok ( ADA ) mereka bahkan bagi peserta itu secara individu dia akan mendapat malapetaka dalam hidupnya. Tahapan selanjutnya yaitu ROHI LODO, MAUKIA dan PIGA RAI akan berdoa dan mempersembahkan sesajian dalam bahAsa Sabu biasa di sebut UDU NGA”A NGA GATI NGA”A pada tiang induk rumah adat ( TAR”RU DURU ) dan mereka akan keluar ke halaman rumah adat yang telah dipagari oleh duri untuk menghitung semua peserta yang hadir dan yang akan mengikuti ritual adat DAB”BA. Selanjutnya ketika semuanya sudah lengkap maka MAUKIA, ROHI LODO , PIGA RAI serta beberapa peserta lainya akan melakukan ritual KEREI WANGO pada tiang induk rumah adat ( TARRU DURU) . Dalam Tahapan KEREI WANGO ini akan dilakukan doa kepada leluhur untuk meminta petunjuk terakhir apakah kelompok atau ADA mereka yang akan menang ataukah pihak musuh yang menang dahulu ketika pelepasan ayam pertama. Dalam tahapan ini, ROHI LODO akan menacabkan tombak pada tiang induk ( TARRU DURU) rumah adat, setelah mendapat petujuk maka tombak itu akan dicabut kembali dan mereka akan keluar dari rumah adat untuk berkumpul dihalaman rumah adat.
Ketika tahapan KEREI WANGO telah dilakukan maka semua peserta akan duduk berjejer membentuk satu barisan dan akan bangun serentak ketika ROHI LODO memberikan aba-aba untuk jalan. Pada posisi barisan tersebut yang berdiri paling depan serta memegang tombak adalah ROHI LODO, posisi ke dua adalah MAUKIA sebagai asistennya, posisi ke tiga dan seterusnya adalah peserta yang lainya. Pada saat ROHI LODO memberikan aba-aba untuk jalan maka semuanya akan berjalan sesuai dengan barisan dan posisi masing – masing. Perlu diketahui bahwa ketika para kelompok ( ADA) berjalan dari rumah adat menuju arena ( DARA NADA) , siapapun dilarang melintasi jalan yang akan mereka lalui karena sesuai keyakinan adat apabila aturan itu dilanggar maka akan membawa sial dan kekalahan bagi ADA mereka, begitu pula bagi orang yang melanggar itu secara individu akan mendapat sangsi dari tokoh adat serta akan mendapat malapetaka dalam hidupnya.
Sesampainya di arena Sabung ayam ( DARA NADA) maka semua kelompok (ADA) tidak diperbolehkan duduk selama semua kelompok atau ADA belum sampai di arena (DARA NADA) dan menunggu instruksi dari DEO untuk duduk barulah semua kelompok atau ADA duduk. Kegiaatan Sabung ayam pertama akan di mulai dengan pelepasan ayam pertama antara kubu atas dan kubu bawa, kubu atas akan diwakili oleh kelompok atau ADA DAB”BA melawan kubuh bawa yang diwakili oleh kelompok atau ADA EIKO, setelah itu baru kelompok atau ADA yang lainya diperbolehkan untuk melakukan pelepasan ayam antar kelompok atau ADA sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Selain pelarangan untuk makan minum serta buang air selama berada di arena ( DARA NADA) para peserta juga dilarang untuk melakukan taruhan dalam bentuk apapun sehingga hal inilah yang membedakan Sabung ayam DAB”BA dengan sabung ayam yang sering kita jumpai ditempat lain. Ketika kegiatan Sabung ayam DAB”BA telah dinyatakan berakhir, maka semua peserta akan kembali ke rumah adat masing-masing dan sesampainya di rumah adat maka semua ayam yang menang akan diberi nama, selanjutnya akan dilanjutkan dengan acara pemotongan hewan serta makan bersama sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian sejarah dan tahapn singkat ritual adat DAB”BA , mohon masukan dari para pembaca
Publikasi Red-WBN