Mantan Kades, Penggagas Lahan Teknis Di Desa Cibeber Dan Bondan

WBN, INDRAMAYU – H. Hasanuddin Tokoh Masyarakat Pelopor Lahan teknis di Desa Cibeber dan Desa Bondan, Kec. Sukagumiwang, Kab. Indramayu, Sebagai pelopor konsep lahan kurang produktif menjadi lahan teknis guna mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan.( 3/9/2021 )

Ketahanan pangan tentu menjadi kunci untuk menghadapi ancaman krisis pangan di masa depan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan, seperti penyediaan pupuk bersubsidi, pembangunan infrastruktur irigasi, penyediaan bibit, benih, kredit, dan berbagai input lainnya. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah lumbung padi nasional. Indramayu juga penghasil beras tertinggi nasional. Dari data BPS menggunakan metode KSA, tercatat 25 Kabupaten di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2020.

H. Hasanuddin atau biasa akrab di sapa Kuwu Jabrig Tokoh Masyarakat juga sebagai mantan Kepala Desa ( Kades ) Desa Cibeber, Kec. Sukagumiwang, Kab. Indramayu memiliki konsep turut serta menyukseskan program pemerintah tentang ketahanan pangan. H. Hasanuddin menjadi pelopor juga pencetus lahan yang kurang produktif menjadi lahan teknis.
Hasanuddin mengatakan ” Selama kurun waktu 3 tahun kemarin saya berupaya membeli lahan dari masyarakat sedikit demi sedikit dan sekarang telah terkumpul sekitar 2 hektar, Yang mana lahan tersebut awalnya tergolong lahan kurang produktif dikarenakan tanah di wilayah Cibeber dan Bondan lapisan tanah atasnya bercadas, Kurang produktif kalau tidak di kupas, oleh karena itu tanah yang saya miliki di kupas terlebih dahulu di lapisan atasnya dan sekarang telah menjadi lahan teknis dengan memiliki hasil padi yang baik serta memiliki tekstur tanah yang subur.
Saya memiliki konsep akan membuat lahan teknis atau lahan hidup untuk pertanian padi, Mengingat wilayah saya masih banyak lahan yang kurang produktif serta dengan di bangunnya bendungan Jatigede yang mana bendungan tersebut untuk mengairi pertanian di wilayah kab.Majalengka, Kab. Cirebon serta Kab. Indramayu.” Tuturnya

Hasanuddin juga menambahkan ” Sekarang wilayah Indramayu khususnya Desa Cibeber tidak lagi mengalami kesulitan air, air melimpah ruah tanpa ada istilah kekeringan di saat musim kemarau sekalipun, Tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkannya dengan baik.
Justru ada persoalan yang terjadi selama ini, Permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan air mengingat wilayah disini semi bukit. Selain itu juga di tambah dengan peran oknum kompanisasi, Mereka menawarkan jasa kompanisasi di tengah melimpah ruahnya air yang malah justru terkesan memeras masyarakat melalui kompanisasi. Masyarakat di bebani dengan biaya pengairan kompanisasi yang lumayan sangat tinggi hampir 1 ton gabah per 1 hektar di setiap musimnya.
Oleh karena itu saya menggagas agar bagaimana air yang melimpah ruah langsung dapat masuk ke persawahan masyarakat.
Saya berharap pemangku kebijakan dapat melihat dan memberikan dukungan atas program yang saya cetuskan ini, Agar pertanian di Indramayu semakin meluas dan manfaatnya dapat dirasakan untuk masyarakat.
( Cp.Enjoy )

Share It.....