KAB.Bandung Barat | WBN -Kampung Buka Manah, Desa Langensari, Dago Giri Bandung. Siang itu sangat meriah, sorak sorai masyarakat menambah suasana kegembiraan. (17/10)
Suara gendang bertabuh, silih berganti dengan irama lengkingan terompet, menambah suasana dan semakin khasnya bahwa pagelaran Pencak Silat sedang berlangsung.
Indonesia adalah Negara Terlengkap di Dunia dengan berbagai kekayaan Seni Budaya nya, dari mulai Tradisi hingga modern. Pencak Silat adalah satu dari sekian banyak nya aset kebanggaan bangsa dengan berbagai nama perguruan, menjadi perbendaharaan tersendiri untuk bangsa yang besar ini.
Dari sekian banyak Perguruan Pencak Silat” Gajah Putih adalah salah satu Perguruan yang masih ada dan tetap exis.,meskipun banyak aliran nya namun nama perguruan Pencak Silat Gajah Putih sudah familiar dengan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sebuah Pesta Rakyat hingga kontes ketangkasan domba menjadi bagian di dalamnya, Setelah cukup lama masyarakat berperang melawan covid- 19. PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ) Telah cukup menguras segala nya,meski demikian protol kesehatan yang sangat ketat pun tetap di berlakukan oleh panitia.
Perguruan Gadjah Putih tandang makalangan Cabang Bandung Barat menggelar Kontes Ketangkasan Domba.
Salah satu pelaku budaya ketika di temui team redaksi WBN, yaitu Bapak Atang Sujana (49) mengatakan “Dirinya sangat bangga karena masih ada yang mengembangkan Kesenian khas Jawa Barat yaitu kontes ketangkasan domba.
Adapun acara tersebut akan di gelar pada tiap minggu ke 3(tiga) di setiap bulan nya. Ketua umum Gadjah Putih tandang makalangan “Bayu Koswara (43) turut menghadiri acara tersebut,bersama Sekjen paguron Asep Saepudin.(35)
Sekjen “Asep Saepudin, menambahkan harapannya kedepan akan lebih banyak lagi peminat sekaligus pelaku budi daya peternakan domba di Jawa Barat,selain daripada masalah kesenian akan ketangkasan nya, dampaknya pun bisa menjadi pasar ekonomi yang bagus, membangun kesejahteraan bagi masyarakat Jawa Barat khusus nya
Yang lebih umum untuk seluruh masyarakat di Nusantara.”
Reporter : Asep Saepudin.
(Kabiro Bandung Raya Asep saepudin)