Gubernur NTT Urai Data Bencana, Pesan Tingkatkan Waspada

WBN │ Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menguraikan data bencana yang terjadi di wilayah Provinsi NTT dan mengingatkan sejumlah pesan penting kepada setiap Pemimpin Daerah Kabupaten Kota dalam wilayah NTT meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan dalam menghadapi keadaan darurat akibat cuaca ekstrem.

Dikutip WBN, Di Kabupaten Sabu Raijua, pesan peringatan dan penegasan tertulis Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dibacakan langsung oleh Bupati Sabu Raijua, Nikodemus N. Rihi Heke saat Apel Gelar Pasukan Polres Sabu Raijua dalam menghadapi cuaca ekstrim, yang dilaksanakan di Lapangan Apel Polres Sabu Raijua, Jumat (18/022022).

Berikut catatan bencana NTT dan pesan peningkatan waspada melalui rangkuman tertulis sambutan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk wilayah rawan bencana, hampir semua bencana yang terjadi di Indonesia juga terjadi di NTT.

Data menunjukan sejak tahun 1982 sampai 2021 telah terjadi 811 kejadian bencana di NTT. Jika dipilah berdasarkan fakor penyebab maka 16% atau 131 kejadian bencana non alam, dan 84% atau 680 kejadian bencana alam.

Terdapat 95% atau 643 bencana hidrometeorologis seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, kekeringan dan kebakaran. Sisanya 5% atau 37 kejadian bencana non hidrometeorologis seperti gempa bumi, erupsi gunung api dan tsunami.

Tahun 2022 sudah terdapat 34 kejadian bencana yang terdiri dari angin kencang 4 kejadian, angin puting beliung 1 kejadian, banjir 7 kejadian, banjir bandang 2 kejadian, banjir dan longsor 5 kejadian, kebakaran rumah 2 kejadian, dan tanah longsor 13 kejadian.

Sejumlah kejadian bencana tersebut telah mengakibatkan 2 korban jiwa meninggal, 65 rumah dan 2 fasilitas umum mengalami kerusakan serta kerugian material lainnya. Selain itu, Bencana Siklon Tropis Seroja pada bulan April tahun 2021 sudah menyebabkan 182 jiwa meninggal, 47 jiwa hilang, 53.745 jiwa mengungsi, dan 115 jiwa luka-luka.

Sedangkan untuk fasilitas umum yang rusak sebanyak 3.518 unit dan rumah rusak sebanyak 53.432 unit yang penanganannya masih terus berlanjut hingga kini.

Dengan demikian, harus dipastikan bencana yang terjadi memberikan pelajaran berharga untuk berbenah dan menguatkan kordinasi dan kolaborasi dalam upaya penanggulangan bencana di NTT.

Harus ada kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama menghadapi keadaan darurat akibat cuaca ekstrem, termasuk memastikan ketersediaan dan kesiapan berbagai peralatan penangulangan bencana untuk dapat digunakan pada saat tanggap darurat, meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan memastikan peran setiap stake holder dalam penanggulangan bencana cuaca ekstrem serta memastikan aktifnya Pos Komando Siaga Cuaca Ekstrem di setiap unit yang siap disatukan dalam Pos Komando Tanggap Darurat tingkat Provinsi NTT.

Dalam rangka mengantispasi kemungkinan buruk yang dipicu oleh cuaca ekstrem, Pemerintah Kabupaten/Kota dan seluruh masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan terus memonitor informasi cuaca yang bersumber dari BMKG dan memastikan peringatan dini tersampaikan kepada warga masyarakat, mengaktifkan Posko Siaga Cuaca Ekstrem dan melaporkan setiap perkembangan situasi lapangan, menetapkan titik evakuasi dan memastikan jalur evakuasi aman dan diketahui oleh warga masyarakat, memastikan ketersediaan dukungan logistik berupa beras dan lainnya untuk kondisi darurat, membersihkan pohon/ranting pohon yang rapuh dan mudah patah di sekitar rumah/kantor, jalan dan fasilitas umum lainnya, memperbaiki dan perkuat atap rumah/kantor, membersihkan sampah di selokan/kali.

WBN│JHF│Editor-Aurel

Share It.....