Milad Ke-8 Yayasan Padepokan Puseur Galunggung, berlangsung Meriah

WBN | Kab.Tasikmalaya – Milad Ke-8 Yayasan Padepokan Puseur Galunggung, berlangsung meriah, bertempat di Lapangan Geger Nyangked Kec.Sariwangi Kab.Tasikmalaya. Dihadiri oleh para muspika, tokoh budaya, komunitas budaya, padepokan silat juga dari komunitas budaya dari Tasikmalaya dan dari luar kota seperti ciamis, garut, bogor,dst. Diantaranya Manggala Garuda Putih, Padepokan Rongkat Jagat Galunggung, Padepokan Tajiwulung Galunggung, Laskar Siliwangi Indonesia, Laskar Macan Ali Tasikmalaya, dll. Minggu (17/07)

Acara yang menampilkan beragam kesenian khas tatar Sunda mendapat respon antusias dari masyarakat setempat juga tamu undangan yang hadir diantaranya karinding, debus, pencak silat, atraksi ular cobra, tarian khas tatar sunda ( Jaipongan), juga pengobatan tradisional gratis.

Ki Sanca sebagai panitia acara mengatakan ” Acara pagelaran tersebut, Selain peringatan Milad Yayasan Padepokan Puseur Galunggung yang dipimpin oleh Mama Ugan, juga melestarikan budaya khas tatar sunda yang saat ini sudah hampir dilupakan akibat tergerus jaman globalisasi, juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara berbagai komunitas budaya terutama yang berada di Tasikmalaya. ” Ungkapnya.

Acara tersebut dihadiri juga oleh tokoh budaya skaligus mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol ( Purn) Dr. Drs H. NAnton Charliyan M. P. K.N. Dalam sambutannya beliau mengatakan ” Saya mengucapkan selamat Milad bagi Yayasan Padepokan Puseur Galunggung dan saya merasa bangga bisa menyaksikan berbagai macam penampilan kesenian tradisional khas tatar Sunda. Saya berharap kita semua bisa menjaga kabuyutan di Galunggung, terutama dari bangsa asing yang berusaha merebut kabuyutan di Galunggung, sesuai dengan amanat Galunggung. ” Ungkapnya.

Di sela – sela sambutannya, Abah Anton memberikan hadiah sebuah cincin dari jari tangannya bagi seorang penonton yang berhasil menjawab pertanyaannya yakni apa arti dari amanat galunggung ” Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke.” Yang artinya : tidak ada sekarang, jika tidak ada masa lalu, tidak ada kita jika tidak ada orang tua kita dan para leluhur. ” Amanat Galunggung tersebut dibuat oleh salah satu Raja/Resi Galunggung yakni Eyang Prabu Guru Dharma Siksa.
(Hidayat Kabiro Tasikmalaya)

Share It.....