
WBN, INDRAMAYU – Masyarakat Indramayu melaksanakan sedekah bumi setelah musim panen. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang Khalik yang telah memberikan hasil bumi yang telah didapat.
Seperti Desa Waru Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, gelaran sedekah bumi disambut suka cita warga setempat, Rabu (23/11/2022).
Terpantau ratusan tumpeng menghiasi pelataran kebuyutan tersebut. Setelah memanjatkan doa kepada Alloh SWT, dilakukan dengan cara makan bersama sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk kebersamaan.
Kepala Desa Waru Kuwu Kardam mengatakan, sejarah sedekah bumi merupakan ritual atau upacara sebagai bentuk rasa syukur masyarakat yang telah berlangsung ratusan tahun.
menurutnya, Ritual sedekah bumi dipercaya kebanyakan orang berawal dari penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Salah satu tokoh penyebaran Islam di Nusantara adalah Sunan Kalijaga yang berdakwah melalui media pagelaran wayang kulit.
Dalam pagelaran wayang kulit, Sunan Kalijaga menyelipkan makna atau pesan tentang keislaman yang mudah dipahami masyarakat.
Contohnya adalah tokoh wayang bernama Werkudara yang dikisahkan sebagai tokoh dan simbol ibadah shalat.
Tokoh Werkudara dipilih untuk mendorong masyakarakat memeluk Islam dan melaksanakan salat sebagai kewajiban, ungkapnya.
Kuwu Kardam menyampaikan, tradisi sedekah bumi merupakan perwujudan rasa syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan. Sedekah bumi, juga diartikan sebagai sarana memanjatkan doa, agar selalu diberi keselamatan dan dijauhkan dari bencana.
“Sedekah bumi memiliki kekhasan tersendiri, dalam penyelenggaraan sedekah bumi dan wajib ada. Ini salah satu ritual tahunan, yang pada intinya ungkapan rasa syukur terhadap hasil bumi,” ungkap Kardam.
Masyarakat Indramayu memiliki tradisi turun temurun bernama upacara Sedekah Bumi.
Tradisi ini biasanya digelar pada awal bulan Muharram atau Sura. Acara ini digelar sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada bumi yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia.
Pada umumnya, acara Sedekah Bumi digelar di tempat umum yang dianggap sakral. upacara tradisional daerah kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesajen pada saat melakukan upacara Sedekah Bumi.
Sesajen khas upacara Sedekah Bumi di antaranya adalah bubur sura, yaitu bubur dari biji-bijian yang dimasak khusus di dalam kendi kuali dari tanah, serta berbagai jenis hasil bumi yang meliputi umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain itu juga dilakukan penyembelihan hewan.
Dalam tradisi Sedekah Bumi terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yaitu mengenai keimanan. Dalam ritualnya terdapat pembacaan doa dan tahlil sebelum dimulainya acara yang melambangkan kewajiban mengingat Allah SWT, sebelum melakukan segala sesuatu dengan dasar iman kepada Allah SWT. (Anton K)