WBN │ Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia, Petrus Selestinus, SH dalam keterangan pers di Jakarta, (7/1) menyatakan TPDI mengapresiasi ajakan terbuka warga Detukeli dan Kebesani, Kecamatan Detukeli Kabupaten Ende, NTT untuk melakukan advokasi hukum atas dugaan permainan kotor yang menyebabkan pengerjaan jaringan listrik sejak tahun 2017 sampai Bulan Januari 2021 belum tuntas di sejumlah desa di wilayah setempat.
“Saya dalam hal ini TPDI, mengikuti update pemberitaan terkait persoalan listrik di Kecamatan Detukeli. Kinerja buruk yang dipamerkan terhadap program Indonesia Terang menggugah siapa saja di bangsa ini untuk memberikan perhatian, jangan biarkan rakyat terus menerus ditindas, disuguhi kinerja buruk. Negara dirugikan. Berapa luas sih Kecamatan Detukeli, masa kerja mulai tahun 2017 belum tuntas juga. TPDI mengapresiasi warga bersuara, rakyat sadar bahwa mereka sudah diperhatikan oleh negara namun masih saja terdapat pihak-pihak tertentu yang mau mempermainkan rakyat di tengah negara ini begitu gencar melakukan percepatan dan pengentasan berbagai sektor pembangunan diantaranya masalah penerangan listrik negara”, kate Petrus Selestinus, SH.
Buruknya kinerja proyek listrik di Kecamatan Detukeli, lanjut Selestinus, membuka ruang dugaan bahwa disana ada perbuatan korupsi dan kong kalikong, dan wajib mendapat perhatian serius dari semua pihak terkait, mulai dari tingkat daerah sampai tingkat pusat.
“Perilaku proyek kerja asal-asalan seperti itu, harus dilihat secara lebih cermat, bukan tidak mungkin ada perbuatan korupsi, perilaku-perilaku terselubung dibalik tangisan rakyat tentang listrik di wilayah itu”, tutup Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia, Petrus Selestinus, SH, Jakarta (7/1).
WBN │ redpel aurel – ndra