WBN | Guna menjawab tuntutan Pendidikan, Kepala SMPN 2 Satu Atap (Satap) Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, Hendrikus Hena mencanangkan pengadaan wifi dan komputer dengan cara swadaya orang tua murid dan kegiatan Osis.
Kepada media ini (19/10), Kepala SMPN 2 Satap Keo Tengah, Hendrikus Hena upaya swadaya ini dilakukan dengan cara melibatkan sumbangan dari orang tua murid sebesar Rp 400.000 yang tidak dibebankan dengan cara satu kali membayar, tetapi dibagi dalam 2 termin, yakni termin pertama sebsera Rp. 200.000 dalam kurun tahun pertama, berikutnya termin kedua Rp. 200.000 untuk tahun kedua. Selanjutnya untuk Osis, dilakukan usaha penggalian dana dengan cara menjual kalender serta menggelar konser musik penggalangan dana.
Menurut Kepala SMPN 2 Satu Atap Keo Tengah, Hendrikus Hena, peningkatan mutu suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh langkah-langkah strategis pemimpin sekolah. Kepala Sekolah harus mampu mencapai pemenuhan standar kompetensi dan mampu mengambil langkah-langkah strategis bagi sekolah.
“Ditengah tuntutan cara atau pola pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi, setiap sekolah dituntut untuk siap menerima berbagai perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu. Kepala Sekolah atau Kepsek dapat juga dijabarkan sebagai Chief Executive Officer (CEO) posisi tertinggi dalam sebuah perusahan, sehingga sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu sekolah. Maka dari itu Kepala Sekolah dituntut memilik empat hal penting yakni berpikir kreatif, membangun jaringan, soft skill dan siap menghadapi tantangan”, urai Kepala SMPN 2 Satu Atap Keo Tengah, Hendrikus Hena.
Dijelaskan, pencanangan swadaya wifi dan komputer sudah dibuka dalam Sidang Komite Sekolah tahun 2021 dalam rangka menjawab tuntutan setiap sekolah harus menerapkan Assesment Kompetensi Minimum (AKM) yang merupakan Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud tahun 2020-2024.
“Secara pribadi, saya sebagai Kepala Sekolah mencoba mencanangkan pengadaan Wifi dan Komputer dengan swadaya orang tua murid dan kegiatan Osis. Dalam agenda ini, sekolah meminta dukungan sumbangan orang tua murid sebesar Rp 400.000, tetapi proses sumbanganya kita bagi dalam dua termin. Termin pertama Rp. 200.000 untuk tahun pertama, dan termin kedua Rp. 200.000 untuk tahun kedua. Sedangkan untuk Osis kita menjual kalender dan akan melaksanakan kegitan konser musik penggalangan dana”, ungkap Kepsek, Hendrikus Hena.
Kepsek Hendrikus Hena menambahkan, dengan segala keterbatasan fasilitas, pihak sekolah dituntut menyikapi dan mencari jalan keluar, atau tidak hanya menunggu bantuan pemerintah. Sebab, semua butuh tahaban dan proses, mengingat begitu banyak sekolah membutuhkan, atau bukan hanya SMPN2 Satap Keo Tengah saja yang membutuhkan wifi dan komputer.
“Masih banyak sekolah lain yang juga membutuhkan sentuhan Pemerintah, jadi kami tidak bisa menunggu dari hal itu saja, tetapi melakukan terobosan swadaya. Menariknya wacana swadaya pengadaan wifi dan kompter ini sudah disepakati Orang Tua Murid dan Komite Sekolah dalam Rapat Komite”, imbuh Hendrikus Hena.
Kepala Sekolah, Hendrikus Hena menyampaikan SMPN 2 Satu Atap Keo Tengah mengalami serba keterbatasan. Jumlah Murid, lanjut dia, sebanyak 92 orang, jumlah Tenaga Pengajar hanya 13 orang, yang terdiri dari 5 orang Pegawai Negri Sipil dan 8 Tenaga Honorer dan 1 Pegawai Tata Usaha.
Sedangkan untuk fasilitas sekolah, menurut Kepsek Hendrikus Hena, sejauh ini memiliki Empat Ruang Belajar (Rombel), namun satu diantaranya dipakai untuk Perpustakaan Sekolah. Jadi, kata dia, hanya Tiga ruangan. Sementara itu prasarana seperti komputer, hanya memiliki 2 komputer untuk kepentingan administrasi sekolah. Sedangkan untuk kebutuhan Pelatihan Simulasi Assesment Kompetensi Minimum (AKM), ditempuh dengan cara meminjam dari relasi ataupun Orang Tua Murid yang memiliki laptop.
“Jadi apapun alasannya, saya harus membuat terobosan swadaya pengadaan wifi dan komputer, dan saya bersyukur ide ini mendapat dukungan baik dari Ketua Komite dan Orang Tua Murid. Di era Digital ini kita harus siap dihadapkan dengan perkembangan IT yang terus mengalami peningkatan termasuk sistem belajar, usaha atau pekerjaan. Terus terang, saya ini PNS, demikian juga istri saya pun PNS, akan tetapi untuk mengisi waktu luang atau libur saya juga menjalankan usaha sampingan”, tutup Kepala SMPN 2 Satu Atap (Satap) Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, Hendrikus Hena.
WBN│Wil│Editor-Aurel