OLEH ; JEFRISON HARIYANTO FERNANDO S.I.P
(Pegiat Literasi Budaya)
Salah satu tesis saat ini adalah Pilkada yang merupakan manifestasi dari demokrasi langsung. Dalam Pemilukada ada beberapa komponen yang terlibat di dalamnya, sala satunya adalah partai politik sebagai pilar demokrasi dan demokratisasi. Hal ini juga merupakan tuntutan teori demokrasi modern yang mengatakan bahwa setiap pemimpin politik harus berasal dari sebuah partai politik, walaupun saat ini di negara kita di ijinkan adanya calon independen. Oleh karena itu, partai politik hadir sebagai organisasi politik yang menghasilkan para pemimpin melalui fungsi rekrutmen politik.
Dalam melaksanakan fungsi rekruitmen politik yang dilakukan oleh partai politik, para kader partai diharapkan melakukan sosialisasi politik terhadap seluruh elemen masyarakat yang ada didalamnya baik di internal maupun eksternal partai politik. Sosialisasi politik yang dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan image partai politik yang bersangkutan serta sebagai kegiatan pendidikan politik terhadap masyarakat. Hal ini sangat penting karena masyarakat membutuhkan informasi tentang dinamikan politik yang terjadi, fungsi partai politik itu sendiri serta apa yang telah dibuat partai terhadap masyarakat.
Partai politik dalam melakukan fungsi sosialisasi politiknya dilakukan secara bekelanjutan atau secara terus menerus tanpa mengenal waktu, sehingga komunikasi politik selalu terbangun antara para kader partai politik yang ada dengan masyarakat maupun dengan organisasi-organisasi sosial politik lainnya. Sehingga jika hal ini benar-benar dilakukan oleh partai politik maka citra partai politik di mata masyarakat akan semakin baik yang akhirnya akan berimbas pada dukungan masa pemilih kepada partai politik yang bersangkutan ketika ada pesta demokrasi dalam hal ini Pemilihan umum maupun Pemilukada.
Akan tetapi pada realita kehidupan politik saat ini, eksistensi partai politik sebagai pilar demokrasi modern untuk membawa suatu perubahan semakin terancam dengan menurunnya kepercayaan publik terhadap partai-partai politik yang ada. Hal itu bisa di lihat pada fenomena yang terjadi saat ini di negeri ini, begitu banyak kader partai politik yang tersangkut kasus politik, baik dari tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, partai-partai politik tidak menjalankan fungsi sosialisasinya dengan baik, hal ini bisa dilihat dari sepak terjangnya partai-partai politik yang hanya melakukan fungsi sosialisasi politik ketika masuk dalam masa kampanye menjelang Pemilu, sehingga ketika Pemilihan Umum, pileg dan pilkada berakhir partai-partai politik yang ada terkesan hilang entah kemana keberadaannya.