Bersatulah demi Indonesia Tangguh dan Sejahtera

Penulis: Haidar Alwi, Presiden HAC dan HAI, Tokoh Toleransi Indonesia

Polarisasi atau keterbelahan masyarakat yang disebabkan oleh persoalan politik (Pilpres 2019), berawal dari perbedaan pilihan politik, lalu dikemas dengan ideologi dan prinsip-prinsip tertentu, sehingga menjelma menjadi seperti sebuah aliran pemikiran/ideologi tertentu yang diyakini/dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu.

Dalam ilmu politik disebut politik aliran yang cenderung memanfaatkan dan mengeksploitasi sentimen suku, agama, dan etnis, ketimbang menyajikan program yang bermanfaat buat masyarakat dalam meraih dukungan dan suara.

Keberhasilan kubu Anies Baswedan menggunakan politik aliran dalam Pilkada DKI 2017 menginspirasi sebagian elit politik untuk mencoba kembali memainkan politik indentitas dalam Pilpres 2024 nanti, saat itu dikenal dengan keberhasilan politik menjual ayat dan mayat dalam mengalahkan Ahok.

Bahkan, telah menjadi Mazhab politik yang cenderung permisif dengan faham intoleransi, fanatisme dan radikalisme sampai membutakan rasa nasionalisme dan kebhinekaan (pluralisme) Indonesia dan lebih condong mengusung ideologi Khilafah (transnasional).

Padahal, fakta konflik dan perang saudara di negara-negara Arab seperti, Tunisia, Libya, Irak, Suria, Yaman disebabkan oleh penggunaan politik aliran yang merupakan proyek AS, Inggris, Perancis, Israel, dan Saudi Arabia (Arab spring, strategi Imperalisme-Kapitalisme, politik pecah belah dalam negeri untuk menguasai sumber energi berupa migas).

Nah, menguatnya kelompok perlawanan/muqawamah negara-negara Asia Barat (Iran, Lebanon, Suria, Irak dan Yaman) yg mampu mematahkan hegemoni AS dan sekutunya (hancurnya beberapa pangkalan AS di Irak, hengkangnya pasukan AS dr Suria, Afghanistan, Irak, dan kekalahan pasukan koalisi Saudi yg didukung AS oleh pejuang Houthi Yaman, serta tidak berdayanya pasukan AS dan sekutunya di perairan teluk).

Arab-Spring, perang urat syaraf dg post truth di sosial media sampai memicu perang saudara dan hancurnya negara-negara Arab tersebut, yg kemudian ladang-ladang minyak dikuasai oleh kapitalisme global mesti menjadi pelajaran berharga buat bangsa Indonesia yang benih-benih mulai tumbuh, seperti intoleransi, fundamentalisme, radikalisme sampai terorisme.

Oleh karena nya saya atas nama rakyat yang masih WARAS ingin mengajak agar rakyat yang masih peduli terhadap negri ini untuk bersatu padu melawan pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan di 2024 dengan jalan apapun untuk kepentingan yang tidak jelas, bersatu tunggu perintah jokowi, siapa yang diberi legesi untuk melanjutkan pembangunan yang sudah beliau rintis dari 2014, dan jangan tertipu oleh figur-figur yang tidak jelas arah kebijakan nya, yang sudah banyak muncul di media masa selama ini.
Red-NN

Share It.....