
WBN │Hingga awal Mei 2022, pertempuran Rusia dan Ukraina yang oleh Presiden Putin menyebutnya sebagai operasi militer khusus, sementara NATO maupun Ukraina menyebut sebagai invasi, belum ada tanda-tanda kuat kedua negara akan mengakhiri pertempuran dengan menempuh penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.
Sebaliknya, kekhawatiran meluas, sewaktu-waktu bisa saja Rusia akan menggunakan senjata nuklir mereka, akibat campur tangan NATO memberikan dukungan persenjataan, amunisi dan berbagai jenis peralatan tempur canggih lainnya ke Ukraina.
Sejumlah media barat melansir, Rusia sendiri diketahui memiliki sekitar 700 hulu ledak nuklir, atau lebih banyak dari AS. Menurut Peninjauan Postur Nuklir terbaru Pentagon, nuklir Amerika difungsikan sebagai pencegah serangan nuklir terhadap AS dan sekutunya, namun penggunaannya dapat dipertimbangkan dalam keadaan darurat untuk mempertahankan kepentingan Amerika Serikat atau sekutu dan mitranya.
Terhadap kondisi ini bermunculan spekluasi yang menyebut tidak tertutup kemungkinan Rusia dibawah komando Presiden Putin akan menggunakan senjata nuklir mereka dalam menghadapi sejumlah negara besar, yang memberikan dukungan langsung kepada Ukraina melawan operasi militer khusus Rusia.
Rusia Today, (7/5) menulis, Direktur CIA mempertimbangkan kemungkinan nuklir Rusia di Ukraina.
Meskipun ada kekhawatiran, William Burns mengatakan tidak ada bukti praktis bahwa Rusia akan mengerahkan senjata nuklir taktis.
Dilansir Financial Times, Sabtu (7/5), Direktur CIA, William Burns mengatakan, Badan Intelijen AS belum melihat bukti praktis bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Namun, menurut pendapat Burns, Putin tidak percaya Rusia akan kalah. Maka, AS harus tetap fokus pada potensi ancaman nuklir terlepas, dikutip Rusia Today (7/5).
Disebutkan juga, Kremlin melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Alexei Zaitsev bersikeras Rusia tidak akan menyebarkan senjata nuklir terhadap tetangganya.
Sebelumnya, Rusia dengan tegas mematuhi prinsip bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir, dan itu tidak boleh dilakukan.
Namun, Presiden Ukraina, Zelensky dalam sejumlah perkiraannya diberitakan media barat mengatakan, Rusia dapat menggunakan senjata kimia atau nuklir untuk memenangkan invasi di Ukraina. Dia juga menyerukan dunia untuk siap menghadapi kemungkinan itu.
Sebelumnya, Newsweek, (5/5) memberitakan, Duta Besar Rusia di Washington, Anatoly Antonov, menjelaskan, Moskow dalam beberapa tahun terakhir mengusulkan kepada mitra Amerika untuk menegaskan tidak ada pemenang dalam perang nuklir, sehingga perang nuklir tidak boleh terjadi.
Namun, dunia mengetahui, pasca invasi ke Ukraina, Presiden Rusia, Vladimir Putin sudah memerintahkan siaga satu pasukan nuklir Rusia.
Apa itu CIA atau Central Intelligence Agency ?
Ditulis Wikipedia, CIA atau Central Intelligence Agency adalah salah satu Badan Intelijen Pemerintah Federal Amerika Serikat. CIA memiliki tiga aktivitas utama, yaitu mengumpulkan informasi seputar pemerintah asing, perusahaan, dan individu : menganalisis informasi tersebut beserta hasil intelijen dari Badan Intelijen A.S. lainnya untuk menghasilkan penilaian intelijen keamanan nasional yang diajukan kepada para pembuat kebijakan senior Amerika Serikat.
CIA melaksanakan atau mengawasi aktivitas tertutup dan beberapa operasi taktis oleh karyawannya sendiri, Anggota Militer A.S atau rekan lainnya atas permintaan Presiden Amerika Serikat. CIA bisa memiliki pengaruh politik luar negeri melalui divisi-divisi taktisnya seperti Special Activities Division. Markas CIA terletak di Langley, Virginia, beberapa mil di sebelah barat Washington, D.C. Karyawan-karyawannya bekerja di Kedutaan A.S. dan sejumlah lokasi lain di seluruh dunia.
Foto ilustrasi, salah satu postur bom nuklir
WBN│Rangkuman Aktualita Manca Negara