Oleh : Aurelius Do’o (Pers Warisan Budaya Nusantara / WBN)
“Era milenium, profesi wartawan semakin dituntut harus memiliki kemampuan yang jauh lebih modern, agar tidak ketinggalan zaman. Jurnalis harus memiliki keahlian yang special”.
Pers NKRI merupakan satu di antara pilar dalam sistem demokrasi Bangsa Indonesia. Pers berperan sebagai pemberi informasi kepada masyarakat sekaligus penyuara kritis kepada penguasa dari masyarakat.
Sedangkan, Reporter, Wartawan atau Jurnalis adalah orang-orang yang berjuang untuk membawakan berita hingga sampai ke masyarakat, tidak peduli kapan dan di mana pun mereka berada. Tidak peduli apakah ketika sedang berada di dalam rumah ataupun disaat sedang berada di luar rumah. Pekerjaan menyajikan berita sudah merupakan konsumsi keseharian seorang wartawan, reporter atau disebut jurnalis.
Lebih dari itu, patut diketahui bahwa menjadi seorang reporter adalah tentang kemampuan untuk mendiagnosis dan mendeskripsikan hal-hal yang terjadi di sekitar kita, sebab itulah inti pekerjaan pokok seorang jurnalis.
Ada adagium yang menyebut, jika ingin menjadi seorang pemimpin besar, belajarlah dari cara kerja jurnalis atau wartawan, yang bekerja dengan sigap, tangkas, diplomatis dalam berbicara maupun mengumpulkan segala informasi di sekitar, lalu dapat diukur pencapaiannya, selalu memproduksi berita atau karya.
Maka benar adanya, bahwa menjadi seorang jurnalis bukanlah hal yang mudah, karena dibutuhkan passion yang hebat dalam banyak aspek untuk melahirkan karya-karya.
Namun, satu hal yang patut diketahui adalah, jurnalis bukanlah profesi yang bisa membuat kaya raya dengan cara instan, sebab profesi yang satu ini lebih dominan untuk berkontribusi besar dalam kemajuan demokrasi suatu negara.
Keahlian apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wartawan?
Keterampilan atau teknik jurnalistik adalah hal yang wajib dikuasai wartawan. Teknik Jurnalistik (Journalism Skills) adalah keahlian atau keterampilan khusus dalam hal reportase, penulisan dan penyuntingan berita, serta wawasan dan penggunaan bahasa jurnalistik atau bahasa media.
Untuk menulis berita, wartawan harus memiliki bahan berita. Untuk mendapatkan bahan berita, wartawan harus mendapatkannya melalui reportase serta himpunan data-data peristiwa secara akurat dan memadai. Sedangkan teknik reportase meliputi observasi atau liputan peristiwa, wawancara dan juga melakukan riset data.
Selain itu, dalam dunia jurnalistik, wartawan harus mampu membuat angle atau topic atau sudut pandang tentang apa yang akan dibicarakan, bersifat sangat wajib. Tanpa adanya sudut pandang, maka karya yang akan ditampilkan akan tidak menentu, kacau dan tidak jelas.
Mari lihat beberapa dasar yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis atau wartawan.
Dasar-dasar yang wajib dimiliki adalah Wawasan atau pengetahuan (knowledge). Seorang wartawan wajib memiliki wawasan atau pengetahuan tentang berita yang akan dihimpun, dirangkum ataupun diliput, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Berikutnya, keahlian atau keterampilan (skill) jurnalistik. Seorang jurnalis harus mempunyai keahlian atau keterampilan untuk membuat berita yang dihasilkan layak diberitakan, layak dibaca, layak di tampilkan kepada khalayak baca, serta harus bisa membuat orang-orang mau membaca berita yang ditayangkan.
Selanjutnya, Etika atau Sikap atau Attitude. Sikap sangat berpengaruh dan menentukan bagi seorang jurnalis. Wajib mempunyai sikap atau etika yang baik, termasuk pada saat mewawancarai orang lain, ataupun meminta penjelasan dari narasumber. Personalisty wartawan sangat menentukan.
Berikut sejumlah teknik dalam banyak referensi dunia jurnalistik yang harus diketahui
1. Teknik Jurnalistik (Journalism Skills)
Teknik Jurnalistik adalah keahlian khusus yang biasanya digunakan dalam hal reportase, penulisan dan penyuntingan berita. Selain itu, harus memiliki wawasan dan penggunaan bahasa jurnalistik atau bahasa media.
2. Teknik Reportase
Reportase wartawan harus di dahului observasi serta studi Literatur. Hal ini dimaksudkan agar wartawan piawai dalam mewawancarai dan mengamati peristiwa. Maka, wartawan harus handal dalam riset data atau studi literatur.
Wawancara menjadi salah satu keterampilan yang paling vital dan wajib dimiliki oleh seorang wartawan. Sebab, akan membantu guna mengembangkan penceritaan yang dapat dipercaya, akurat dan berdampak.
Keterampilan wartawan dalam hal wawancara lebih dari sekedar mengajukan pertanyaan. Selama wawancara, jurnalis membutuhkan keterampilan mendengarkan secara aktif dan kemampuan untuk mempertahankan aliran dan fokus.
3. News Writing
News writing atau Penulisan berita adalah keterampilan utama seorang wartawan. Wartawan harus memiliki keterampilan menulis berita dengan tersusun rapih dan apik agar pembaca mudah memahami maksud dari tulisan. Menulis adalah keterampilan jurnalisme dasar yang wajib dimiliki oleh setiap jurnalis. Jurnalis harus menguasai komunikasi tertulis, mulai dari cerita teks dan skrip podcast hingga keterangan foto dan postingan media sosial.
Keterampilan jurnalistik yang berkaitan dengan menulis meliputi pemahaman prinsip-prinsip tata bahasa dan tanda baca. Jurnalis juga harus bisa menulis dengan jelas dan menyederhanakan informasi yang rumit.
4. News Reporting
Dalam media elektronik seperti TV dan radio, reporter harus piawai menyajikan berita secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter berita (News anchor) di dalam studio. Untuk itu wajib mengasah kemampuan dalam membaca berita (News Reading), bacaan lisan (Spoken Reading) dan penulisan naskah berita (News Script Writing).
5. Editing
Wartawan juga harus piawai menyunting (edit) naskah sebelum dipublikasikan.
6. Bahasa Jurnalistik
Wartawan harus menguasai kaidah dalam bahasa jurnalistik, yakni bahasa pers atau bahasa media, dengan ciri khas menggunakan kalimat yang ringkas, atau tidak berbelit-belit, atau lugas dan mudah dipahami.
Bahasa jurnalistik juga disebut sebagai bahasa media, bahasa pers, bahasa koran, atau bahasa wartawan dengan gaya bahasa yang digunakan berkarakteristik singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik.
Seorang pakar bahasa Indonesia, Jus Badudu, menyatakan, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, teratur dan efektif.
Bahasa jurnalistik juga harus ringkas dan lugas. Hemat kata (economy of words), memilih kata dan kalimat ringkas, sebab keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari kata jenuh dan kata mubazir.
Lugas: menggunakan kata/kalimat denonatif, satu pengertian, tidak ambigu, dan langsung ke pokok masalah (straight to the point) alias tidak bertele-tele.
7. Keterampilan Jurnalisme Digital
Meningkatnya media digital menjadi keharusan bagi seorang jurnalis menguasai keterampilan jurnalisme digital. Jurnalis harus mampu menggunakan alat digital storytelling secara strategis untuk terhubung dengan audiens di berbagai platform. Ini berarti berpikir kritis dan kreatif tentang bentuk media untuk melayani audiens sasaran.
8. Media Sosial
Media sosial adalah sumber berita digital paling umum saat ini, hampir semua orang mendapatkan berita dari media sosial. Itu artinya jurnalis harus menguasai semua media sosial.
“Di zaman modern, wartawan harus memiliki kemampuan yang jauh lebih modern juga, agar tidak ketinggalan zaman. Jurnalis saat ini harus memiliki keahlian yang unik”.
Ada adagium yang menyebut, jika ingin menjadi seorang pemimpin besar, belajarlah dari cara kerja jurnalis atau wartawan, yang bekerja dengan sigap, tangkas, diplomatis dalam berbicara maupun mengumpulkan segala informasi di sekitar, lalu dapat diukur pencapaiannya, selalu memproduksi berita atau karya.
“Wartawan Dituntut Terus Belajar Dan Menguasai Keahlian”.
Pers Warisan Budaya Nusantara