WBN│Salah satu obyek vital Hutan Wisata Kebesani di jalur pintu masuk menuju Kecamatan Detukeli Kabupaten Ende dan sekaligus menuju situs sejarah Benteng Pahlawan Marilonga yang merupakan aset daerah yang cukup menjanjikan untuk peningkatan pendapatan atas potensi lokal, nampak menyisahkan sejumlah catatan serius guna diperhatikan.
Dihimpun Redaksi Pers WBN Cabang NTT, sejak awal Pandemi Covid-19, Hutan Wisata Kebesani di Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, NTT sangat ketat menerapkan Protokol Kesehatan dan mengikuti semua instrumen termasuk petunjuk penutupan tempat-tempat pariwisata di masa pandemi. Tidak sebatas itu, sejumlah Petugas Pengelola Hutan Wisata Kebesani pun memilih pulang ke rumah sambil menunggu petunjuk untuk kembali beraktifitas sebagaimana mestinya.
Dikutip redaksi media ini pada awal Januari 2022, salah satu Pengelola Hutan Wisata Kebesani, Gabriel Wangge, Warga Kampung Nuapu, Desa Kebesani, Kecamatan Detukeli menuturkan sebelum Covid-19, dirinya menerima upah per bulan sebesar Rp.500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah), namun sejak Pandemi Covid-19 dengan kondisi Hutan Wisata Kebesani pun ditutup sesuai instrumen kesehatan, dirinya tidak mengetahui apakah akan ada sedikit perhatian bagi Petugas Pengelola Hutan Wisata Kebesani.
Hingga penghujung Tahun 2021, lanjut dia, tidak diketahui apakah akan mendapat sedikit perhatian.
Menurut Pengelola Hutan Wisata Kebesani Kecamatan Detukeli, Gabriel Wangge, meski sama sekali belum ada harapan untuk bisa mendapatkan sentuhan upah karena Pandemi Covid-19, namun dirinya bertekad untuk terus bekerja, menjaga, merawat, membersihkan dan menata sesuai dengan apa yang bisa dilakukan demi pelestarian Hutan Wisata Kebesani sebagai salah satu kebanggaan daerah.
“Upah terakir yang saya terima yaitu sebelum Corona. Besaranya Lima Ratus Ribu per bulan. Setelah itu kita semua mengikuti arahan waspada kesehatan, dan sampai saat ini pun penerapan kita sesuai petunjuk. Sejak Corona sama sekali tidak ada upah lagi dan saya juga tidak tahu apakah akan ada sedikit perhatian upah setelah Pandemi mulai agak longgar. Yang pasti, saya hanya mempunyai tekad untuk mengabdi dan terus bekerja, menjaga, merawat, membersihkan, menata apa adanya sesuai yang saya bisa, demi Hutan Wisata Kebesani kebanggaan atau sebagai salah satu kebanggaan daerah”, ujar Pengelola Hutan Wisata Kebesani Kecamatan Detukeli, Gabriel Wangge.
Menurut dia, Hutan Wisata Kebesani sangat membutuhkan sedikit perhatian, diantaranya peralatan seperti mesin potong rumput dan beberapa peralatan kerja sederhana untuk memperlancar kerja-kerja penataan taman hutan wisata. Selain itu juga dibutuhkan sedikit perhatian untuk kebutuhan perbaikan dan penataan toilet layak pakai bagi pengunjung.
Usai menjawab sejumlah pertanyaan redaksi media ini, Pengelola Hutan Wisata Kebesani Kecamatan Detukeli, Gabriel Wangge menitip harapan, sekiranya diperkenankan, dirinya pun boleh berharap adanya sedikit perhatian untuk Hutan Wisata Kebesani dan juga untuk Tenaga Pengelola di lapangan.
WBN│Editor-Aurel