Kuliner Desa Haurgeulis Indramayu Bisa Menjadi Ikon Wisata 

WBN, INDRAMAYU – Desa Haurgeulis yang berada dijantung kota Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disebut berpotensi menjadi ikon wisata. Hal tersebut diungkapkan oleh Kuwu Desa Haurgeulis Isma S. Dhewanthara. Pasalnya keberadaan wisata kuliner ini, tidak pernah sepi bahkan banyak para pengunjung dari dalam maupun luar kota hanya untuk menjajagi makanan sambil lesehan ditengah lapangan atau alun-alun, Senin (27/06/2022).

Keberadaan wisata kuliner Desa Haurgeulis dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya membangun desa. Deretan lapak kuliner di sepanjang alun- alun akan memancing wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata itu. Inilah Wisata kuliner Desa Haurgeulis bisa menjadi salah satu ikon wisata.

Kepala Desa Haurgeulis Isma S. Dhewanthara, ST mengatakan, kawasan wisata kuliner di sepanjang alun-alun dipenuhi kuliner.

Isma mengatakan, keberadaan wisata kuliner membawa dampak positif bagi desanya. Isma mengungkapkan, lapak kuliner yang ada di alun-alun Haurgeulis itu tiap harinya tidak pernah sepi dari pengunjung dari Haurgeulis dan luar daerah. Bahkan dari luar Kabupaten seperti Subang, Karawang, Bekasi bahkan Jakarta sengaja datang hanya sekedar menikmati kuliner.

Lanjutnya, Desa Haurgeulis juga menyimpan begitu banyak potensi fasilitas-fasilitas umum seperti stasiun kereta, hotel, pasar salahsatu desa wisata ini tetap menjaga keindahan alam, namun juga mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Letak Kantor Desa Haurgeulis sangat strategis dari Jalan Raya juga pasar bahkan setiap malamnya selalu penuh kunjungan. Bukan hanya dari warga setempat melainkan luar daerah, banyak berkunjung menikmati kuliner.

Hiruk pikuk tampak masyarakat maupun pengunjung menikmati makanan kuliner, apalagi bila malam minggu alun-alun Penuh muda mudi hanya untuk berswafoto nongkrong sambil menikmati jajanan.

Saat siang hari, lahan dijadikan tempat pelayanan publik. Menjelang matahari terbenam, lahan dijadikan tempat parkir demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, lapak para pedagang mulai bermunculan mengelilingi alun- alun.

Bukan hanya dari Desa Haurgeulis, namun banyak dari luar yang sudah mulai berdatangan. Selain sajian khas kuliner ikan laut, ada juga makanan khas dari masing-masing daerah para pendatang.

Sementara itu, BUMDes berguna untuk mengelola sektor keuangan yang mampu meningkatkan perekonomian warga, peternakan, perikanan, pertanian dan UMKM. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) yang kompeten jadi syarat penting dalam kemajuan desa. “SDM yang ada di desa ini coba ditingkatkan.

Kuliner yang khas, baik makanan ataupun minumannya adalah kebutuhan konsumtif yang tidak perlu diragukan lagi cita rasa serta kualitasnya karena terus memanjakan lidah masyarakat. Wisata kuliner tradisional saat ini mulai menjadi hal yang sulit untuk didapatkan oleh banyak orang. Kehadiran kuliner modern yang praktis dan popular di kalangan masyarakat, membuat keberadaan kuliner tradisional itu sendiri terkadang hanya dapat ditemui di beberapa acara tertentu saja.

Adaptasi kebiasaan baru, utamanya menghadirkan banyak alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh publik untuk tetap siaga menjalankan kehidupan yang aman dan sehat. Lingkungan perkampungan yang masih asri, kesederhanaan maupun keramah-tamahan masyarakatnya mampu meleburkan ketertarikan khusus sebagai minat berwisata murah namun tetap memberikan pengalaman istimewa terhadap para pelakunya.

Desa Haurgeulis yang berpenduduk jiwa sekitar 8.000 (delapan ribu) orang membuat para pelaku usaha sekarang ini terus melirik Desa Haurgeulis sebagai nafas perekonomian dengan fokus memperdayakan masyarakat setempat yang tidak lepas dari aktivitasnya sehari-hari seperti bersepeda, bersawah, berkebun, memancing serta kuliner tradisional. Pendekatan di desa Haurgeulis pun mendorong orang-orang yang ada di dalamnya untuk produktif menyusun, memoles ataupun mengendalikan industri berbasis potensi lokal sebagai tujuan baru berwisata publik. Berwisata ke desa Haurgeulis pada prinsipnya tidak hanya sekedar berlibur namun juga dapat dijadikan sebagai akses pengembangan kepariwisataan daerah di kancah global salah satunya melalui prioritas wisata kuliner tradisional sebagai produk warisan turun-temurun yang bervariasi baik dari nama, bahan baku, tekstur, ataupun cara penyajiannya yang sangat identik.

Tak Heran Haurgeulis sebagai Paket berwisata menjadi trend semua kalangan dengan fenomena swafoto yang selaras dengan loyalitas berwisata publik karena terus meramaikan jagat dunia maya. Dengan demikian, keadaan tersebut tentu saja membantu penduduk lokal untuk berani.

Tidak hanya singgah, publik juga dapat menikmati daya tarik lain berupa kegiatan wisata kuliner tradisional yang memiliki banyak manfaat terutama dalam meningkatkan imunitas tubuh manusia. Merebaknya bisnis kuliner tradisional itu sendiri dari desa ke desa mampu membuka lahan pekerjaan yang dapat memfasilitasi warga dalam memenuhi pendapatan sehari-hari. (Anton K)

Share It.....