warisan budaya nusantara, Jawa Timur – Untuk memotivasi agar kesenian tari pergaulan (berpasangan) godril bisa di mainkan anak-anak muda maka kesenian tari godril tidak harus di mainkan anak laki dan anak perempuan, boleh dilakukan perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki. Dengan pola ini maka anak-anak usia pelajar atau muda mudi mau belajar. Untuk menjaga image godril bahwa godril bukan tarian milik tayup, sementara pada tari tayub asli di mainkan oleh laki-laki dengan perempuan dan sinden hanya duduk melantunkan bait lagu-lagu yang di mainkan.

Pemilik sanggar Palupi kabupaten Lumajang Dwi Suarsinih menjelaskan dalam even Hari Jadi Lumajang (Harjalu) tahun 2018 sempat digelar seribu penari godril yang di gelar di sepanjang ruas jalan Adipura dan itu dilakukan oleh para penari perempuan, melihat dari kegiatan itu kalau godril sudah menjadi kesenian tari yang tidak asing bagi masyarakat setempat.


“Lumajang punya irama drill yang lain dari yang lain, yang utamanya tidak sama dengan daerah yang lain. Jadi semua punya godril dan Lumajang punya irama yang beda disini pakai ketukan-ketukan yang agak tajam pada drumnya atau pada drilnya. Iramaya tidak sama dengan daerah lain, semua punya godril cuma Lumajang yang punya irama yang beda memakai ketukan yang agak tajam, dor-dornya antep yang bikin khas,” kata Dwi di sela-sela kesibukannya menata para penari godril yang tampil di aula Diklat Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Lumajang 25 Mei menyambut acara Safari Gerakan Nasional Membudayakan kegemaran Membaca di Provensi dan Kabupaten atau 2019 yang di hadiri Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bondo dan Angggota DPR RI Komisi X Ayub Khan bersama kepala Perpustakaan provensi.

Untuk menjaga kelestarian seni tari godril tidak sedikit instalasi atau masyarakat pada acara tertentu di lakukan pertujukan godril, maka dengan ikutnya para pemangku kebijakan dan masyarakat melestarikan budaya seni tari tradisional ini ada semangat para pelaku seni terus berkarya dan turut menjaga kelestarian seni tari tradisional.

Menurut Dwi tari tradisional godril ini hasil asimilasi kebudayaan khas Madura dan khas Jawa sesuai keberadaan penduduk yang ada di kabupaten Lumajang, perpaduan budaya itu akhirnya tercipta kesenian tari godril dan keberadaan hingga kini masih eksis di masyarakat Lumajang.

Penulis Efendi
Red-Wbn Hs

Share It.....