WBN, Jakarta-Sebagai bagian dari masyarakat dunia, hari ini, Kamis (10 /12/20), kita segenap bangsa Indonesia turut memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Tema “RecoverBetter Stand up for Human

Rights” yang di usung dalam peringatan HAM Internasional pada Tahun ini, adalah rimender bagi seluruh umat manusia untuk senantiasa berperan berperan aktif dalam segala upaya perbaikan penegakan HAM di dunia…

 

Tema “Recover Better – Stand Up for Human Rights” yang diusung dalam peringatan HAM Internasional pada tahun ini, adalah reminder bagi seluruh umat manusia untuk senantiasa mengingat HAM sejati nya adalah hak dasar yang berperan aktif dalam segala upaya perbaikan penegakan HAM di dunia, mengingat HAM sejatinya adalah hak dasar yang melekat dan dimiliki oleh setiap manusia. Ujar ketua KPK Firli Bahuri.

Lebih lanjut Firli mengatakan bahwa kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada founding fathers kita yang menempatkan HAM sebagai pondasi awal didirikannya republik ini, sebagaimana termakjub dalam mukadimah UUD 1945, dimana hak dasar segenap bangsa Indonesia untuk mendapatkan kesejahteraan umum yaitu hidup layak dan baik dalam kehidupan berbangsa yang dilindungi oleh Negara, sehingga kita dapat turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia dengan menegakkan HAM di Bumi Pertiwi ini.

Dalam kapasitas sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, kami (KPK) menilai korupsi adalah musuh utama dan terbesar bagi pelaksanaan HAM di republik ini, karena korupsi memiliki kaitan erat dengan tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Ungkap Firli Bahuri.

Hal tersebut tentunya bukan tanpa alasan, mengingat korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan keuangan atau perekonomian negara semata. Akan tetapi, korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan (corruption is a crime againts humanity) dimana banyak negara gagal mewujudkan tujuan dan tugas utama melindungi serta memenuhi hak dasar rakyatnya. Tuturnya.

Bahwasanya, tindak pidana korupsi jelas telah merampas hak dasar rakyat, baik dari sisi sosial, ekonomi maupun budaya karena anggaran program-program pembangunan yang dilakukan pemerintah dan bersumber dari pajak yang disetorkan rakyat, untuk dapat kembali dinikmat oleh rakyat, tidak dapat berjalan dengan baik bahkan tidak sedikit yang terhenti setelah anggarannya dikorupsi.

Disinilah, kami (KPK) hadir sebagai penyelenggara negara, untuk memberantas korupsi yang telah berurat akar dan menjadi laten dinegeri ini. Jelasnya.

Sungguh tugas yang tidak mudah, penuh tantangan dan resiko mengingat tidak sedikit yang masih memandang korupsi adalah hal biasa bahkan msnganggapnya sebagai kultur masyarakat Indonesia karena terjadi sejak lama di setiap tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Cukup banyak resiko yang telah kami terima yang sejatinya adalah pelanggaran HAM, mulai dari percobaan suap, intimidasi, serangan (fisik) terbuka atau ancaman atas keselamatan jiwa dan raga yang ditujukan bukan hanya kepada kami, tetapi juga keluarga dirumah, ketika kami menjalankan tugas sebagai abdi negara, pemberantas korupsi di Indonesia. Ungkap Ketua KPK Firli Bahuri.

Adapun, jika segala bentuk resiko tersebut menjadi konsekuensi yang harus kami hadapi, Insya Allah segenap insan di KPK siap menerima dan ikhlas menjalaninya karena kami yakin tugas dan kewajiban ini adalah ibadah yang menjadi bekal di akhirat kelak.

Tidak ada rasa gentar apalagi keinginan untuk mundur dalam perang melawan korupsi, musuh utama HAM, terlebih lagi melihat besarnya dukungan dan derasnya doa dari segenap rakyat Indonesia kepada kami (KPK), semakin menggelorakan api semangat pemberantasan korupsi, untuk membakar dan mematikan jantung beserta akar korupsi yang telah lama menggurita di Bumi Pertiwi ini. Terangnya.

Sekali lagi Ia mengingatkan bahwasanya korupsi jelas bentuk pelanggaran dan musuh utama HAM karena tindak pidana tersebut, terbukti mengurang kemampuan negara dalam memenuhi hak dasar rakyat karena program-program kemasyalahatan bagi rakyat, tidak berjalan baik bahkan tidak sedikit yang berhenti setelah anggarannya di korupsi.

Seperti yang saya katakan pada peringatan Hari Anti Korupsi Internasional kemarin, sudah waktunya kita membangun kesadaran penuh seluruh elemen bangsa terhadap bahaya korupsi, agar tidak lagi dipandang sebagai budaya apalagi kultur di negeri ini. Harapnya.

Perlu konsistensi dan pendirian teguh, dimulai dari diri sendiri sebagai bagian dari masyarakat dunia yang menginginkan perbaikan dalam penegakan HAM, dengan tidak berperilaku koruptif dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pusaran korupsi di negeri ini.

Selamat memperingati Hari Hak Azazi Manusia (HAM) Internasional, mari kita jauhi perilaku koruptif dengan semangat antikorupsi, demi tegaknya HAM bagi segenap umat manusia di bumi ini. Tutup Ketua KPK Firli Bahuri seraya mengucap salam

(Rusman)

Share It.....