Wilayah Adat Liae, Rayakan Pesta Adat Bangaliwu

WBN, Sabu Raijua – Masyarakat adat Wilayah adat Liae, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, NTT merayakan pesta adat Bangaliwu yang berlangsung di lokasi upacara adat Kolo Rame dan Kepaka Horo ,di Desa Eilogo, pada Senin (16/05/2022)

Pantauan Tim Media Warisan Budaya Nusantara, kegiatan adat tersebut di pimpin langsung oleh Deo Rai wilayah adat Liae Lomi Mone, di dampingi oleh Dohe Leo, Dimu Weo dan di ikuti oleh empat kelompok Ada Manu yang merupakan perwakilan dari masing-masing udu atau suku dan kerogo atau subsuku yang ada di wilayah adat Liae.

Deo Rai Liae, Lomi Mone kepada WBN mengatakan bahwa Ritual adat Bangaliwu merupakan Sala satu upacara adat di wilayah adat Liae yang dilaksanan pada Warru bangaliwu sesuai Kelender adat Wilayah adat Liae.

“Ritual adat Bangaliwu ini, kami laksanakan setiap Warru bangaliwu sesuai Kelender adat Wilayah adat Liae” ujarnya

Deo Rai menjelaskan pada Warru Bangaliwu akan dilaksanakan beberapa upacara adat yang bisa ditonton secara umum oleh seluruh masyarakat berupa pedoa, peiu Manu dan Pehere Jara

“Ada tiga kegiatan upacara adat yang bisa ditonton oleh masyarakat umum di bulan ini yaitu pedoa ,peiu Manu dan Pehere Jara” jelasnya

Terpisah Ama Rohi Haba sebagai sala satu pegiat Budaya Sabu Raijua kepada media ini berharap kepada warga masyarakat adat liae dapat mempertahankan budaya Bangaliwu bahkan meningkatkan peran serta pemuda dalam melestarikan budaya yang ada

“Saya berharap kepada warga masyarakat adat liae dapat mempertahankan budaya Bangaliwu bahkan meningkatkan peran serta pemuda dalam melestarikan budaya yang ada” ujarnya.

Geser foto dibawah ini :

IMG-20210612-WA0045
WhatsApp Image 2020-12-27 at 18.10.40
WhatsApp Image 2020-12-27 at 18.10.41

Sebagai putra asli gopo yang mendampingi pemerintah adat, kedepannya ia akan memperjuangkan seluruh kegiatan adat liae agar tetap dilestarikan
Pasalnya, ada banyak kegiatan kebudayaan sebenarnya yang dapat menjadi destinasi wisata budaya sehingga perlu dikembangkan

“Kedepan saya akan memperjuangkan seluruh kegiatan adat di liae agar tetap dilestarikan karena ada banyak kegiatan kebudayaan sebenarnya yang dapat menjadi destinasi wisata budaya sehingga perlu dikembangkan” tambahnya

Lebih lanjut ia mengatakan untuk saat ini, dirinya bersama pegiat budaya yang ada sedang berjuang untuk membangun kembali beberapa rumah adat yang ada di wilayah adat liae serta mengupayakan pengisian kembali setiap posisi mone ama yg kosong

“untuk saat ini saya bersama pegiat budaya yang ada, sedang berjuang untuk membangun kembali beberapa rumah adat yang ada di wilayah adat liae serta mengupayakan pengisian kembali setiap posisi mone ama yang kosong ” ujarnya

Selain itu, menurut pria yang akrab disapa maledo ini, dirinya bersama beberapa Tim pegiat budaya Sabu Raijua berkolaborasi dengan Tokoh adat dan para Mone Ama sedang berupaya mendaftarkan aliran Kepercayaan Jingitiu ke kementrian secara resmi .

“Selain perjuangan untuk membangun rumah adat dan mengisi jabatan mone Ama yang kosong , saya bersama teman-teman pegiat budaya Sabu Raijua berkolaborasi denga tokoh adat dan para Mone Ama sedang berupaya menfaftarkan Alira kepercayaan Jingitiu ke kementrian secara resmi “jelasnya

Dirinya berharap kepada Pemda Sabu Raijua agar segara membuat Perda masyarakat hukum adat sebagai payung hukum untuk menjaga , melestarikan dan melindungi ritual-ritual budaya yang ada di pulau yang dijuluki kota para Dewa itu

“Saya berharap kepada Pemda Sabu Raijua agar segera membuat Perda masyarakat hukum adat sebagai payung hukum untuk menjaga , melestarikan dan melindungi ritual-ritual budaya yang ada ini” tutupnya . (Tim)

Share It.....