Raja Duta Perbangsa Seem R Canggu Mewakili Sultan Sekala brak hadiri Halal Bihalal  Raja-Raja Nusantara

Jakarta – Ditemui di Hotel Sultan Jakarta usai mengikuti Halal Bil Halal dan Seminar Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat – Forum Silahturahmi Keraton SE Nusantara (DPP- FSKN), Juru bicara Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, Kepaksian Pernong Lampung Yang Mulia (YM) Seem R. Canggu, Raja Duta Perbangsa berkenan menyampaikan pemikirannya tentang Halal Bilhalal dan peran keraton. Rabu lalu (26/06).

Halal Bil Halal
Inti dari Halal Bihalal adalah silaturahmi, sejak zaman dahulu keraton-keraton telah menjadikan silaturahmi sebagai bagian dari kegiatan keraton, bahkan terapan silaturrahmi keraton relatif lebih luas, tidak hanya silaturahmi antar manusia tapi juga menjalin silaturahmi dengan alam, contoh dengan melihat bintang diketahui kapan waktu terbaik bercocok tanam, dengan melihat bunga (“kumbang debi”) diketahui waktu shalat ashar.

Peran keraton
Terbentuknya NKRI tidak terlepas dari peran keraton, yang pada masa perjuangan kemerdekaan leluhur keraton ikut berjibaku berjuang untuk kemerdekaan negeri ini, kemudian dengan rela menyerahkan tahta/kekuasaan dan harta bergabung kedalam NKRI.

Disini kita bisa memetik pelajaran betapa pentingnya kebersamaan, karena dengan kebersamaan itulah leluhur bangsa ini bisa melepaskan diri dari belenggu penjajahan, jadi yang saya pahami bahwa nilai kebersamaan bagi tetap tegaknya NKRI, inilah yang disebut wawasan Nusantara.
Berangkat dari hal tersebut, menurut saya bahwa seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, maka selesailah pemerintahan kerajaan/Kesultanan, semua kekuasaan berpindah ke Pemerintah RI, karena itu peran keraton kekinian setidaknya meliputi :
1. Merawat dan memperkokoh eksistensi NKRI melalui pembinaan masyarakat adat pada masing-masing keraton.
2. Membentuk karakter kebangsawanan dalam hal ini pendidikan kepemimpinan berbasis keraton yang dikenal dengan keariefan dan kebijaksanaannya, guna melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa pada berbagai level.
3. Menjaga kearifan lokal sebagai bagian dari jati diri bangsa dan sekaligus memperkaya khasanah budaya Nasional.
4. Menjadi pusat pendidikan moral yang meliputi tata titi adat, tata krama, tata bahasa dan tata busana.
5. Menjadikan keraton sebagai pusat pendidikan bela negara yang sejak masa lampau dikenal dengan pendidikan keprajuritan.

Apabila hal tersebut dapat terlaksana disetiap keraton, maka Indonesia kedepan akan semakin kokoh, menjadi negara besar makmur dan berkeadilan dengan tetap mempertahankan adat budaya lokal yang secara keseluruhan menjadi budaya Nasional.

Karena sumber daya ekonomi keraton sebagian terbesar sudah dikelola negara, selayaknya bila negara mencarikan solusi agar kegiatan keraton tetap berjalan dan fisik bangunan keraton yang masih ada dapat terawat dan yang sudah rusak direvitalisasi.

Reporter NN | Red-Wbn Hs

Share It.....