
Warisan Budaya Nusantara – Lautan pasir gunung Bromo Jawa Timur Sabtu 28 September sebagai puncak kegiatan jambore nasional dan bakti sosial Taruna Siaga Bencana (Tagana) 2019 Jawa Timur berada di lautan pasir gunung Bromo, yang disambut Tari Dolanan Lare Tengger, tari yang melibatkan 135 murid dari enam lembaga.
Pelatih tari Dwi Wahyuniati mengatakan keterlibatan siswa dan siswi SD kegiatan jambore Tagana nasional oleh Derekturat Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI dapat menumbuhkan mental sebagai calon generasi penerus dengan melihat para Tagana, anak didik bisa menjaga kesenian tradisional yang ada di Bromo.
“Menggambarkan keceriaan anak-anak Tengger dalam melestarikan permainan tradisional, sekarang teknologi sangat canggih tapi anak-anak Tengger masih melakukan melestarikan dolanan tradisional”, kata Dwi Wahyuniati disela gladi bersih, Jum’at (27/09).
Kata Dwi Wahyuniati yang juga sebagai guru di SD Sapikerep ll, nantinya tarian yang digelar Sabtu (28/09) anak-anak murid dari SD Ngadisari l dan ll, SD Jetak, SD Wonokerto l, SD Sapikerep l dan ll melakukan permainan Jenjenggok, Cuplak-cuplak suweng, sodoran. Kegiatan tari ini memerlukan waktu berlatih empat Minggu dan bertemu satu latihan di SD Jetak juga waktunya empat kali, yang sebelumnya murid itu berlatih di masing-masing mereka sekolah.
Kegiatan Tagana dan bakti sosial berpusat di desa Ngadisari dusun Cemorolawang pihaknya sebagai pelatih tari sangat berterimakasih kepada Dinas Sosial provensi Jawa Timur dan Dinas Sosial kabupaten Probolinggo yang mana telah memberikan ruang anak-anak sekolah dalam kegiatan bertaraf nasional ini tampil di depan para delegasi Tagana dari berbagai kabupaten kota dan provensi, tari Dolanan Lare Tengger yang disaksikan ribuan mata dapat menjadi inspirasi pada pemangku kepentingan untuk tidak melupakan menjadi jembatan atau menjadi penyelenggara event, sehingga tarian dolan tidak terkikis oleh kemajuan jaman dan teknologi.
Dirinya mintak pada pelaku hotel dan restoran ataupun pemerintah yang berwenang tarian ini sebagai sajian pada tamu yang datang ke gunung Bromo, bila itu di lakukan mereka yang datang tidak hanya melihat view gunung Bromo namun budaya tradisional anak-anak yang terus di lestarikan.
Pantauan media ini undangan dari berbagai daerah sejak siang hingga petang terus berdatangan menuju tempat yang telah di sediakan.
Reporter Efendi | Red-Wbn Hs.