Fenomena Banjir diawal tahun 2021 ini terjadi dimana-mana hampir Diseluruh wilayah Nusantara kita ini, al : di Pamanukan Subang jabar, Jakarta , Semarang, dll. Begitu sangat mengkhawatirkan & memprihatinkan, karena sudah banyak Rumah yang Hancur, korban yang meninggal, Barang-barang lenyap ludes seketika dan seterusnya.(10/02)
Apalagi dimasa Covid ini, ibarat Sudah jatuh, Ketimpa Tangga pula. Jadi Penderitaan Rakyat ini, makin hari makin bertumpuk & makin menyedihkan lalu dengan kondisi ini Apakah kita akan tetap Berpangku Tangan saja. ? Tidak tergerak utk bisa ikut Andil menyelamatkan Situasi dan keadaan yang sedang kita hadapi bersama? , Tentu saja Tidak ….
Terus kira-kira Bagaimana Cara yang Paling tepat Memecahkan semua masalah ini.
hal terdsebut kita mau Belajar, mau Menggalli dan Mau bercermin dari Sejarah masa lalu, bagaimana para leluhur kita dahulu mengantisipasi dan Mencegah Banjir Khususnya di Tatar Pasundan, tidak Mencari jauh-jauh keluar negri ternyata antisipasi bencanaalam tersebut adagengan jelas di depan mata dalam sejarah Peninggalan Raja Pajajaran di Prasasti Batu tulis Bogor.
Prasasti yang sangat di kenal sejarah tapi tidak pernah di kaji isi Prasasti tsb dg seksama, bahkan terkadang kita semua melupakan isi Prasasti tsb, yg Sesungguhnya sangat luar biasa maknanya dan masih sangat relevan utk bisa dilaksanakan pada masa kini.., Adapun isi dari Prasasti tsb adalah :
* Wangna pun ini sasakala .Prebu ratu Puranepun.. …
* Diwastu diya Wingaran Sribaduga Maharaja Ratu haji di Pakwan Pajajaran seri sang ratu dewata.
* Pun ya nu nyusuk na Pakuan …..
* Ya Sia ni nyiyan ;
– Sasakala Gugunungan
– Ngabalay
– Nyiyan Samida
– Nyiyan sa(ng)h Talagarena Mahawijaya…
Sangkala 1455 thn Saka
Yg artinya al ;
* Semoga Selamat ini Tanda Peringatan Ssng Prabu ….
* Dinobatkan dg nama Sribaduga Maharaja Ratu Aji di Pajajaran Sri sang ratu Dewata.
* Dialah yg membuat PARIT Pakuan ….
* Dialah yg membuat Tanda Peingatan berupa :
– GUNUNG GUNUNGAN
– Membuat JALAN DARI BATU / UNDAKAN
– Membuat HUTAN KOTA/ HUTAN LINDUNG pohon Samida
– Membuat TELAGA Rena Mahawijaya ….
Sangkala 1533 M…
Disini Terlihat jelas dalam prasasti bahwa kalimat pertama diawali dg ini adalah : TANDA PERINGATAN. AGAR SELAMAT ….
Adapun Selanjutnya ; YG SUDAH MEMBUAT PARIT , yg jelas Parit tsb salah satu fungsinya adalah sbg Tempat Penyaluran Air bila terjadi hujan atau Banjir, disamping berfungsi sbg Parit Pertahanan Perang.. tentunya Parit tsb sangat Lebar, diperkirakan lebarnya minimal bisa mencapai 5 sd 10 M tdk seperti Parit2/ gorong2 yg ada sekarang ini. Bisa kita bayangkan bila di Jakarta atau di tiap2 kota besar punya Parit sebesar itu.. saya yakin Banjir2 yg ada sekarang ini bisa diantisipasi dg lebih cepat..
Kemudian bisa kita lihat yg selanjutnya Telah membuat GUNUNG2 GUNUNGAN ini punya berbagai penafsiran,; ada yg mengartikan sbg PENGHIJAUAN ada pula yg mengartikan sbg Bukit Buatan Pelindung & Penahan Bencana. Dll.
Adapun arti Ngabalay MEMBUAT JALAN DARI BATU.. tentunya agar jalan tsb bisa meresap/ Menyerap Air hujan sehingga tidak tergenang ..
Yang berikutnya Membuat HUTAN2 KOTA hal ini jelas sejali fungsinya, dimana konon Khabarnya Hutan Samida tsb sekarang telah menjadi Kebun Raya Bogor .Hutan kota terbesar di Indonesia.yg tentunya saja akan sangat bermanfaat utk mencegah Banjir.
Yg terakhir yg Sudah MEMBUAT TELAGA. Sbg Bendungan2 kanal Penampung air, bila suatu waktu terjadi air berlimpah dimana Sungai dudah tidak Sanggup Menampung maka ada Telaga Danau yg sudah siap Menampung.
Dari analisa tsb diatas Bagainana kira2 bila setiap kota Besar di Indonesia bisa mengikuti Konsep seperti yg sudah di canangkan oleh Sribaduga Maharaja di Pradasti Batu Tulus Bogor tsb. menurut Pendapat Saudara2 para Pembaca ? Akan amankan dari Banjir dan Bencana longsor ? Jika saya berpendapat 99.9 % dijamin bisa Antisipasi Banjir dan Bencana Alam…
Menurut kami Pradasti Batu tulis ini merupakan Suatu Konsep tanda Peringatan yg sangat Spektakuler. Bisa kita Bayangkan Konsep tsb dibuat oada nasa pemerintahan Dribaduga Maharaja thn 1482 M – 1521 M . (,dikodifikasi 1533 M ).dimana pada masa itu Penduduk Manusia masih sedikit , Bangunan masih terbatas, Hutan masih Rimbun , Tanah masih kuat .pepohonanpun masih Hijau… sudah terpikir yg sangat VISIONER jauh kedepan, makanya tidak mengherankan Gelarnya saja SRI BADUGA.. yg mampu Menguga jauh Kedepan.. Seorang Raja yg betul2 Visioner..makanya tidak Berlebihan bila menyandang Gelar juga sbg Prabu SILIWANGI yakni Raja yg Harum Namanya, sbg Pelopor Pertama Konsep Penataan Pembangunan berwawasan Lingkungan Hidup di Nusantara bahkan tidak menutup kemungkinan bisa yg pertana juga di Dunia berdasarkan fakta Artefak sejarah yg tercatat ada…
Dimana Gubernur2 masa kini saja, .bisa kita saksikan sendiri belum tentu nampu melaksanakan sebagaimana yg sudah di buat dan Di ingatkan Raja Pajajaran di abad ke 15 yg lalu…
Memang sebuah peringatan yg sudah usang dan Kuno ..tapi bisa kita saksikan dan Analisa sendiri Ternyata masih sangat relevan bila di laksanakan pada masa kinipun juga…
Semoga kita semua terhindar dari Bencana Banjir , Apalagi bila Pemimpin2 kita mampu mengikuti & melaksanakan Isi dari Prasasti Batu tulis Bogor.tsb.
Dr. Drs. H. Anton Charliyan. M.P.K.N
Pemerhati Sosial, Budaya dan Sejarah.
Publikasi red WBN