WBN, INDRAMAYU– Setiap tahun, prosesi pencucian pusaka masih dilestarikan bagi keluarga Ki Daming Sejak Tahun 1960 Hingga Sekarang pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW Desa Karanggetas Kec. Bangodua, Rabu (04/11).
Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal, tiap tahunnya di sambut suka cita bagi keluarga ini selain di momen lebaran pasalnya momentum ini lah dari kerabat hingga sanak saudara dapat berkumpul ke tanah kelahirannya di Desa Karanggetas yakni untuk melaksanakan doa Bersama mendoakan para sepuh dan orangtua yang telah wafat Ki Daming sendiri wafat pada tahun 2006.
Ki Daming merupakan nama panggilan bagi masyarakat Desa Karanggetas yang mana nama aslinya adalah Darmin, Ki Daming adalah salah satu Sepuh Desa Karanggetas karena beliau sendiri merupakan sosok Tabib tersohor dalam hal medis maupun nonmedis kala itu serta memang seorang Jawa yang cinta terhadap benda-benda pusaka peninggalan kerajaan atau para wali terdahulu.
Meneruskan tradisi pencucian pusaka bagi anak cucu Ki Daming di perayaan maulid ini adalah bentuk ajang silatuhami keluarga dengan doa Bersama serta melestarikan Warisan Budaya Nusantara yang patut di jaga bukan merupakan Tindakan Syirik. “Ujar Dasmin cucu Ki Daming”.
Dalam pandangan masyarakat memang terdapat pro dan kontra terkait tradisi pencucian pusaka, namun bagi keluarga kami memandangnya adalah suatu bentuk Syukur dan kebanggaan yang di berikan oleh Allah SWT terhadap Indonesia yang mana Indonesia terkenal dengan keberagamannya seperti Bahasa, Suku, Iket Kepala, dan Pusaka, di Nusantara ini mempunyai ciri khas yang berbeda-beda pusaka kebanggannya seperti Jawa Barat dengan Kujangnya, Jakarta dengan Goloknya, Madura dengan Cluritnya begitupun dengan provinsi-provinsi lainnya itu mempunyai Benda Pusaka Khas masing-masing dan kalau di kaji lebih dalam seperti di Jawa Keris misalnya itu mempunyai Filosofi dan nilai luhur yang dalam bagi kehidupan manusia. Apakah itu bukan merupakan suatu kebanggaan yang dimiliki Indonesia?, terkait Syirik itu tergantung cara pandang dan niatannya bagaimana. “Tegas Riski cucu Ki daming”
Sosok Ki Daming sebagai Orangtua semasa masih hidup adalah sosok yang tegas dan disiplin dalam mengajarkan nilai-nilai Islam terhadap anak dan cucunya seperti pengajaran pesantren pada umunya seperti sholat, puasa senen-kemis, dzikiran dan lain-lain.”Pungkas Herwanto cucu Ki daming”
Wasiat terkahir untuk anak cucunya dan semua masyarakat Desa Karanggetas Kec. Bangodua Kab. Indramayu khususnya ada 5 poin penting dalam hidup yakni 1. “ Hiduplah jadi manusia yang Mandiri 2. Hidup Rukun antar Keluarga dan tetangga 3. Saling Membantu 4. Tetap jaga Warisan Budaya Jawa 5. Tidak mudah membid’ahkan sesuatu tanpa di pelajari terlebih dahulu.
Repoter Antasena | Redpel ndra