Bebas Dari Penjara, Dira Tome : Saya Akan Berkontribusi Membangun NTT
Marten Dira Tome saat Tiba di Bandara Eltari,

WBN, Kupang, NTT – Mantan Bupati Sabu Raijua dua periode, Marthen Luther Dira Tome akhirnya bisa menghirup udara segar setelah bebas pada senin 26 September 2022 dari Penjara di porong, Sidoarjo. Setelah bebas, dirinya tiba di kota kupang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 .

Kedatangan pria yang akrab disapa Matade itu disambut oleh keluarga dan simpatisan di bandara El Tari Kupang.

Dari bandara, Dira Tome langsung menuju Gereja untuk ibadah syukur bersama jemaat Betel Maulafa Kupang dimana dia menjadi jemaat di sana.

Marthen Dira Tome kepada awak media mengaku bahwa kebebasan dirinya tidak terlepas dari dukungan doa dari seluruh simpatisan , keluarga serta jemaat gereja tempat dirinya berada. Oleh karena itu, pria yang menjadi bupati definisi pertama di Kabupaten Sabu Raijua itu, tidak buru-buru untuk menentukan langkah apa yang akan diambil kedepan.

Pasalnya, Ia butuh pendapat dan persetujuan keluarga maupun orang-orang yang selama ini berjalan bersamanya dalam sebuah garis perjuangan.

“Jika teman-teman wartawan bertanya apa Langkah politik kedepan, maka saya tidak mau buru-buru untuk memutuskannya. Namun yang pasti bahwa saya bebas dan hari ini tiba di Kupang adalah berkat pergumulan dan doa-doa orang yang selama ini menaruh perhatian dan cinta mereka kepada saya. Ada doa keluarga, doa jemaat dan doa teman-teman seperjuangan,” kata Marthen Dira Tome di Bandara udara Eltari

Dira Tome mengatakan, sebagai anak asli NTT, dirinya akan tetap berkontribusi untuk membangun daerahnya dalam kapasitas apapun.

“Saya tidak bisa menjadi orang lain selain menjadi orang NTT, sehingga Ketika ditanya tentang kecintaan saya terhadap daerah ini maka saya sangat mencintai daerah ini dan akan selalu berusaha memberi kontribusi. Untuk membangun, kita tidak mesti menjadi pemimpin dulu baru punya cita-cita untuk membangun. Dengan apa yang kita miliki maka kita bisa melakukan sesuatu untuk NTT,” ujar Marthen.

Menurut Marten, Ia akan pulang ke Sabu Raijua untuk melihat tempat dimana dia sedang memimpin lalu kemudian ditahan oleh KPK. Saat itu kata Marthen dia baru memimpin 9 bulan menjadi bupati pada periode kedua lalu bermasalah hukum.

Untuk itu tentu saja janji-janji politik yang disampaikan kepada masyarakat belum bisa dilaksanakan secara baik.

Menurutnya, janji-janji yang disampaikan lalu tidak dilaksanakan itu artinya sama dengan kebohongan, sementara janji-janji politik yang dilaksanakan tapi tidak berhasil atau gagal itu sama artinya dengan kebodohan.

“Minggu depan saya akan ke Sabu. Teman-teman tahu bahwa saya belum setahun memimpin di periode kedua lalu ditahan KPK. Karena itu ada janji-janji yang belum dilaksanakan secara baik. Saya tidak mau dicap sebagai pemimpin bohong sehingga perlu kita cari tahu kenapa janji dan program kita tidak berjalan dengan baik. Ingat bahwa kebohongan dan kebodohan itu jaraknya tipis saja. Saya tidak mau dianggap bohong dan bodoh sehingga saya harus mencari tahu kenapa program kita tidak berjalan sesuai harapan dan cita-cita kita bersama,” pungkas Dira Tome. (Tim)

Share It.....