WBN, NTT – Musibah kebakaran hutan jelang pergantian tahun 2019 menuju tahun 2020 yang melanda kawasan sekitar Gunung Inerie di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggugah hati Kawula Muda Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada melakukan gerakan penghijauan Gunung Inerie Ngada.
Dikutip Redaksi WBN Nusa Tenggara Timur (4/3) Organisasi Muda Katolik, Paroki Santo Paulus Jerebuu Ngada melalui Ketua Seksi Kepemudaan DPP Paroki setempat, Yohanes Vianey Nua mengungkapkan, peduli kawula muda melakukan gerakan penghijauan di kawasan Gunung Inerie Ngada berkaitan erat dengan kesadaran lestari budaya warga Ngada Flores.
Jika di Garut, Jawa Barat terdapat Gunung Sadahurip yang tersohor karena bentuknya yang menyerupai piramida, di Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur pun terdapat gunung yang memiliki bentuk mirip bangunan kuno Negeri Mesir, yakni Gunung Inerie, Ngada.
Gunung Inerie terletak di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, sekitar lima belas kilo meter arah selatan dari Kota Bajawa. Terdapat beberapa tempat di sekitar Gunung Inerie yang dijadikan sebagai spot untuk menikmati keindahan dari gunung berapi yang masih aktif ini. Gunung Inerie terakhir kali meletus pada tahun 1970.
Ketinggian Gunung Inerie adalah 2.245 meter di atas permukaan laut. Kaki bukit Gunung Inerie adalah sejumlah Kampung Adat terkenal, salah satu diantaranya yang sudah terkenal mendunia bernama Kampung Megalitikum Kuno, Kampung Adat Bena.
Bagi warga Ngada Flores, Gunung Inerie berasal dari kata “Ine” yang artinya Ibu, dan “Rie” yang berarti Cantik. Jadi Gunung Inerie adalah Ibu yang Cantik. Selaras dengan filosofi Ine atau Ibu, Kabupaten Ngada merupakan satu-satunya Kabupaten yang berada dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berfondasi adat sistem perkawinan Matrilineal atau mengikuti Garis Keturunan Ibu. Ini berbeda dengan semua Kabupaten lain yang berada di Provinsi NTT yang memakai sistem Patrilineal atau mengikuti garis keturunan Ayah.
Media Warisan Budaya Nusantara Biro Redaksi NTT dalam catatan wawancara Daerah merangkum, Gerakan Save Inerie yang dipelopori oleh Kawula Muda Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada dilakukan dalam hubungan dengan pelestarian lingkungan hidup berbasis budaya lokal.
Pada tanggal 29 Februari 2020, kawula muda setempat mulai melakukan gerakan penghijauan perdana.
Liputan WBN NTT, aksi penghijauan kawula muda setempat dibuka dengan perayaan Misa Gereja Katolik untuk pemberkatan bibit tanaman yang diperoleh dari Pusat Pembenihan Watukapu UPT. Dinas Kehutanan Propinsi NTT.
Bhakti Save Inerie dimulai sekitar pukul 08.00 wita, dihadiri oleh Pastor Paroki Jerebuu, RD. Tomy dan Pastor rekan RD. Paul Azi.
Menurut laporan data Organisasi Muda Katolik Jerebuu Ngada, tahab pertama penghijauan adalah penanaman pohon sebanyak 2500 pohon, dengan variasi jenis pohon Jati Putih, Trambesi, Cendana dan Kelor.
Gerakan Kaum Muda Jerebuu Kabupaten Ngada berharap gerakan Save Inerie mendapat dukungan dari banyak pihak agar dapat melanjutkan kegiatan penghijauan lingkungan pada kawasan Gunung Inerie yang dikenal sarat dengan aura mistis maupun aura budaya dalam struktur sejarah kebudayaan warga Ngada Flores, Nusa Tenggara Timur. (WBN NTT/Aurelius Do’o/Tim WBN NTT)