WBN, SULUT – Balai Pelestarian Nilai budaya Provinsi Sulut ( BPNB) Wilayah kerja Suluttenggo yang dinahkodai putra Papua Apolos Marisan.S.Sos, Dikeluhkan Puluhan Komunitas dan sanggar budaya yang berdomisili wilayah Sulut. Diketahui tupoksi BPNB Wilayah Suluttenggo untuk memajukan, melestarikan dan melakukan kajian nilai budaya dan bersinergitas dengan komunitas budaya atau penggiat budaya wilayah kerja Sulutenggo dan dimna tidak ada perhatian alias tidak peduli akan kemajuan budaya di daerah Sulawesi Utara Seperti kegiatan BPNB melakukan RAKOR (5-7 Maret 2020) di Hotel Peninsula, namun tidak melibatkan komunitas dan penggiat Budaya.
Media wbn Mewawancarai salah satu Komunitas Budaya di Manado pekan lalu,Senin ( 16/3).
Menurut Pantauan Wartawan Wbn selaku media khusus bergerak dibidang Kebudayaan, selama ini tahun 2019 dan awal tahun 2020,wartawan wbn menginvestiasi ke lapangan mewawancarai kepada beberapa komunitas adat budaya diSulut menurutnya tidak pernah tahu akan kegiatan BPNB semenjak kegiatan dilaksanakan.
” Kami adalah komunitas Budaya Penghayat Kepercayaan yang sangat eksis,berbadan hukum dan kami sampai saat ini sejak digantinya kepala Balai pelestarian nilai budaya yang lama sangat sinergi dan ketika diganti kepala yang baru asal Papua ini menurut kami sudah tidak mempedulikan keberadaan komunitas budaya diwilayah Suluttenggo sehingga kegiatan pelestarian budaya kami ikut jalan mandek” ungkap Ketua Umum Ormas Adat Manguni Makasiouw Nusantara Tinaas Makrinah Sendoh kepada wartawan wbn.
Hal senada diangkat oleh ketua Detasemen Wirabudaya Laskar Manguni Indonesia Tonaas Tevri Ngantung.SE terkait Kepala Kantor Upt Kemendikbud BPNB Sulut” Kurangnya Pemahaman tentang adat dan tradisi kebudayaan kearifan lokal diwilayah kerjanya, Perlu di evaluasi kinerja pak kepala balai BPNB Sulut yang kurang bersinergi dengan Komunitas budaya.” Beber Tonaas Denwa Lmi Pusat Manado.
Red-wbn