WBN │Pengelolaan Rumah BUMN Bajawa Kabupaten Ngada, Flores, Provinsi NTT yang mati suri ataupun fakum panjang sejak tahun 2019, akhirnya kembali digerakan mulai tahun 2021.
Kepada awak media, (19/04/2022), bertempat di ruang kerja Rumah BUMN Bajawa, Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Ketua Pengelola Rumah BUMN Bajawa, Markus Lina dan Pengelola, Reynold Resi menjawab sejumlah pertanyaan terkait mati suri peran dan gerakan Rumah BUMN Bajawa.
Diketahui keberadaan Rumah BUMN sebenarnya diharapkan menjadi wadah dalam membentuk digital economy ecosystem melalui pembinaan bagi UMKM dalam rangka memacu peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKM. Keberadaan Rumah BUMN yang sejalan dengan program-program Kementerian di tingkat pusat melalui redesain Pusat Layanan Usaha Terpadu, Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah di seluruh Indonesia, semestinya tidak mati suri namun harus terus bergerak aktif dalam mendukung berbagai kerangka inovasi berbagai gerakan kreatif di daerah-daerah.
“Rumah BUMN Bajawa sebenarnya sudah terkondisi sejak tahun 2019, namun kami tidak tahu mengapa pasif. Mungkin juga atas faktor belum menemui orang yang dianggap tepat untuk pengelolaan. Kami baru masuk disini mulai tahun 2021 dan kita langsung bergerak. Kita kini mengumpulkan semua UKM dengan tiga produk unggulan Ngada yakni kerajinan bambu, kopi dan fashion tenun tradisional, bersama dengan semua produk UKM lainnya”, ungkap Ketua Pengelola Rumah BUMN Bajawa, Markus Lina.
Lebih lanjut ditambahkan Reynold Resi, sejak tahun 2021 peran dan akselerasi Rumah BUMN Bajawa mulai terus digerakan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu dengan progres yang akan terus dipacu.
“Sejak tahun 2021 peran dan akselerasi Rumah BUMN Bajawa mulai terus digerakan sesuai progres yang harus dikerjakan. Ini juga tidak terlepas dari peran besar PLN sebagai donatur anggaran. Terimakasih untuk PLN atas daya dukung real bagi daerah. Sasaran kita adalah pelaku-pelaku UKM. Kita juga memberikan akses modal kepada mereka. Dengan jaringan itu kita membantu mereka untuk tidak susah dalam mendapatkan akses modal. Meski dalam cengkaraman pandemi covid-19 di tahun 2021 kita sudah langsung melakukan penataan pembenahan internal sambil menginisiasi kerja. Go digital, go modern maka kita harus bergerak agar pelaku-pelaku UKM di daerah dapat terintegrasi melalui system yang nantinya akan sangat membantu mereka dalam bidang-bidang usaha, termasuk untuk menyerap bantuan-bantuan dari tingkat atas, dalam hal ini provinsi maupun bantuan-bantuan dari tingkat pusat”, jelas Reynold Resi.
Selaras agenda pacu progres kerja yang juga ditekankan oleh kepemimpinan AP-RB Ngada, lanjut Markus Lina, peran akselerasi untuk tahun 2022 dari Rumah BUMN Bajawa Flores menargetkan sekitar 250 UKM yang akan dibantu untuk menaikan kelas ke go modern.
WBN│Editor-Aurel