WBN | Cengkeh yang dahulunya sebagai andalan pendapatan mereka, kini tidak lagi berbunga mekar seperti biasanya. Dua tahun terakhir sedikitnya dua kecamatan penghasil cengkeh terbesar di Kaupaten Nagekeo, Pulau Flores, NTT, yaitu Kecamatan Mauponggo dan Kecamatan Keo Tengah mengalami gagal panen cengkeh.

Nagekeo sebagai salah satu daerah penghasil cengkeh terbesar di Pulau Flores, daerah cengkeh yang sangat subur, wilayah lumbung produksi cengkeh yang menghidupkan dan memakmurkan petani cengkeh (clove farmer), perlahan berubah menjadi kawasan yang penuh dengan kegelisahan bagi para tani cengkeh Nagekeo Flores.

“Bantu kami ema, kami muri susah”, ungkap Ros, warga Mauponggo, Nagekeo yang sedang membersihkan pohon cengkeh di kebunnya.

Ros mengeluhkan nasibnya sambil mengusap usap pohon cengkeh di kebunnya. ‘Bantu kami ema, kami muri susah”.  (terjemahan : ‘bantu kami bapak, kami hidup susah’, kata Ros di antara tanaman cengkehnya).

“Sudah dua tahun terakhir kami alami gagal panen. Sebelumnya wabah Covid-19, jadi kami benar-benar hidup susah. Biasanya kebutuhan kami terbantu dengan hasil panen cengkeh, tetapi dengan gagal panen dua tahun terakhir, bahkan mengalami kelaparan. Selain itu, ada juga warga yang memberhentikan perkuliahan anak, karena tidak sanggup sewa lagi”, tambahnya saat disambangi awak media di awal Desember 2022.

“Mungkin karena cuaca atau mungkin karena perilaku masyarakat yang tidak baik sehingga alam murka dan menyebabkan pohon cengkeh tidak berbunga, entah, kami bingung”, tambahnya dengan mata berkaca kaca.

Warga berharap Pemerintah Daerah Nagekeo maupun Pemerintah Provinsi NTT mau memberi perhatian dan mencarikan solusi atas kondisi yang menimpa masyarakat petani cengkeh di Nagekeo Flores.

WBN │Wil

Share It.....