
WBN|Nagekeo, NTT – kegiatan Konsolidasi dan Peresmian Rumah Gotong Royong Frans Aba Bacalon (Bakal Calon) For Gubernur NTT 2024, berlangsung di Jl. El Tari, Dadeduwu, Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Rabu (12/23)
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah warga dan relawan yang secara sukarela mendukung dan berkeinginan terlibat dalam rencana serius Frans Aba merancang dan menata kembali NTT menjadi lebih sejahtera.
Kesan utama yang terselami dalam sambutan Anselmus H, perwakilan warga Kelurahan Lape, Aesesa Nagekeo adalah warga menginginkan Provinsi NTT dipimpin oleh pemimpin muda yang kritis, kreatif serta cerdas dan semuanya itu ada pada sosok pak Frans Aba.
“Kami siap untuk mendukung pak Frans dalam rencana baik membangun NTT ke depan. Sebagai warga biasa sangat lelah dengan pemimpin yang kasar dan lupa akan janji-janjinya. Kami ingin NTT lebih baik. Pak Frans, kami ingin pimpin NTT ini secara terpadu, dan memihak pada kebutuhan utama kami, dengan agenda serius mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam semangat gotong royong. Untuk itu, kami ingin terlibat di dalamnya,” ungkap Anselmus.
Berikut Hasil Liputannya…
Hal senada juga diungkapkan Anselmus Dala Ruto.
“Kami butuh yang muda, yang berenergi seperti Pak Frans Ini. Dan puji Tuhan sore hari ini kami bisa bertemu langsung dengan Pak Frans di Rumah Gotong Royong Mbay,” ungkap Dala Ruto.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa pak Frans ini benar-benar smart dan menguasai setiap potensi daerah yang dikunjungi serta berbicara berbasiskan data. Ini yang menjadi daya tarik saya secara pribadi untuk sukarela mendukung beliau for Gubernur 2024.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan surat perjanjian kontrak bangunan untuk sekretariat bersama Rumah Gotong Royong yang ditandatangani langsung oleh Frans Aba sebagai Pihak Pertama yang mengontrak, Anselmus sebagai pihak kedua yang menjadi pemilik sah bangunan, dan didampingi seorang saksi atas nama Andreas Dala Ruto.
Menanggapi berapa sambutan dan komentar dari warga, Frans Aba dalam keterangannya kepada para wartawan mengatakan, dirinya serius untuk merancang bangun NTT menjadi lebih baik, dalam politik pembangunan yang lebih etis, inovatif, dan kritis.
“Saya untuk masyarakat, bukan masyarakat untuk saya. Karena itu, saya serius untuk merancang bangun NTT jadi lebih baik, dengan politik pembangun yang lebih etis, inovatif dan tentunya kritis,” kata Frans Aba.
Dikatakannya, ada banyak problem di NTT yang masih terbengkalai, masih salah prioritas, seakan-akan NTT jadi provinsi salah urus. Di antaranya dimulai dari urusan pertanian, peternakan, konflik agraria, lingkungan, dan kepariwisataan. Selain itu, yang terutama segudang problem keuangan daerah.
Frans Aba juga menjelaskan bahwa ketika datang ke Nagekeo, Yang dilihatnya adalah secara topografis Nagekeo merupakan central perekonomiannya Flores NTT karena letaknya di tengah-tengah yang biasa dikenal dengan Kawasan Ekonomi Terpadu (Kapet) Mbay. Maka dengan sedikit sentuhan daerah yang sedang berkembang ini akan menjadi lebih cepat dalam pertumbuhan ekonomi.
Jadi setiap daerah atau kabupaten yang dikunjungi, kita harus betul-betul menguasai setiap persoalan yang paling menonjol di daerah tersebut. Sehingga pembicaraan dan penyelesaiannya berdasarkan data yang kita peroleh secara akurat. “Ungkapnya”
Kalau percepatan pertumbuhan hanya menunggu anggaran APBD atau APBN memang agak susah, maka dari itu yang perlu kita lakukan adalah proses di dalam melakukan investasi, proses dari keunggulan kooperatif dan kita melambungkan proses Interest Based Negotiation dengan produk-produk lokal dari sisi perdagangan Home based dalam sistem bernegoisasi. Misalnya perdagangan kopi yang dikirim hanya kopi saja, itu tidak bisa. Tetapi kalau disertai manufaktur pengolahannya tentunya ada efek nilai tambahnya dari sisi perdagangan serta mampu membuka lapangan pekerjaan. Dengan daerah ekonomi terpadu dapat dibuat replikasi ulang di dalam pengembangan daerah dengan keungulan-keunggulan yang sudah ada. “Urainya”
“Hal-hal tadi akan kita urus secara transparan, maka dibukalah Rumah Gotong Royong sehingga dari rumah ini dapat digali aspirasi masyarakat.Supaya kedepannya tidak ada mafia di antara kita,” Tutup Frans Aba. (Will)