
WBN, INDRAMAYU – Kasih nenek 60 tahun beserta rombongan asal desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, mencari gabah demi bertahan hidup untuk bisa makan dan menyambung hidup, saat di temui WBN lokasi persawahan, Minggu (22/10/2023).
“Di usia senjanya, sang nenek mengaku belum mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) BPJS Kesehatan dirinya tak punya. Padahal banyak program bantuan pemerintah yang menyasar kaum miskin dan lansia,” harapnya.
Nenek Kasih mencari Gabah Demi Bertahan Hidup.
Untuk bisa makan dan menyambung hidup, Nenek Kasih mencari sisa gabah di sawah ketika musim panen padi datang. Atau saat musim penghujan, dia akan mencari ikan di sungai dan persawahan.
Beruntung, ada saja warga yang peduli dengan Nenek Kasih dengan membeli gabah dan ikan kecil hasil tangkapan.
“Makannya dikasih, kadang ada yang ngasih, kadang dari bekas padi di sawah, paling dapet setengah ember. Cari ikan kecil kecil di kali untuk dijual lagi. Ada aja (yang beli),” ujarnya.
Nenek Kasih mengaku, dari hasil mengais gabah tidaklah cukup untuk membeli beras dari hasil penjualannya.
Saat usia telah senja, hidup nyaman dengan kasih sayang orang sekitar adalah sebuah harapan. Namun takdir tak sesuai harap,
Kini di usia nya yang menginjak 60 tahun, beliau harus berjuang sendirian untuk menyambung hidup dengan menjadi pengais gabah
Kini Nenek Kasih harus berjuang mempertahankan hidup dengan cara menjadi pengais gabah
Dengan segala keterbatasan ekonomi dan tenaga yang sudah berkurang, Nenek Kasih banting tulang mengais gabah disawah untuk dijual, begitu berat ujian yang dihadapi Nenek Kasih selain ditinggal suaminya berjuang sendirian di tengah keterbatasan ekonominya.
Bukan hal mewah yang di inginkan beliau, cukup beras dan kebutuhan makan sehari-hari nya terpenuhi.
Terlihat nenek kasih kondisi tubuhnya yang sudah bungkuk hampir hilang ditelan tumpukan jerami di sebuah lahan sawah yang baru saja dipanen.
Tangan kirinya memegang besi sebesar lidi dan tangan kanannya memegang jerami sisa panen sawah yang punya lahan.
Sudah hampir tiga jam, nenek tua yang mengenakan topi caping ini memungut jerami sisa panen.
Belakangan diketahui ternyata nenek yang mempunyai 5 anak terbiasa memungut jerami sisa panen untuk dikumpulkan padinya.
Dari pagi hingga siang hari nenek yang belakang diketahui bernama kasih (60) ini hanya mampu mengumpulkan butiran padi.
Meski butiran padi yang dia kumpulkan tidak seberapa, namun tetap bersyukur bisa menyambung hidupnya.
Jalannya sudah membungkuk, ia berjalan di pematang sawah dari satu tumpukan jerami ke tumpukan jerami mencari batang demi batang jerami yang masih bersisa padi.
Karung berwarna putih ia jadikan alas agar padi yang jatuh tak tercerai berai. Ia tak mau berdiam diri di rumah dan sadar bahwa kelima anaknya terkadang masih tak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kasih mengatakan, walaupun sering dikasih uang sama kelima anaknya namun baginya tak mau membebankan anaknya yang kini sudah berumahtangga.
“Saya tidak mau membebankan anak-anak,” ujar kasih. (Anton K)