
Oleh : Honing Sanny
Pilkada sudah selesai. Hitung cepat sudah diumumkan. Masing-masing pasangan calon sudah mendapatkan data hasil perolehan masing-masing. Dan pasangan yang mendapatkan dukungan terbanyak pun sudah diketahui.
Dalam menghadapi hasil perolehan suara, ada yang menerima dengan legowo, ada yang masih berharap sampai KPU resmi pengumumumkan.
Ada juga yang sudah siap-siap mengambil langkah hukum melakukan gugatan sesaat setelah pengumuman resmi KPU.
Begitu juga di Kabupaten Ende NTT. Dari empat pasangan yang berkontestasi akhirnya masyarakat Kabupaten Ende menjatuhkan pilihan kepada Paket Deo Do – Yosef B. Badeoda dan Domi Mere – sebagai pemenang diikuti pasangan Djafar Achmad dan Yustinus Sani, Pasangan Gadi Djou – Baleti dan urutan terakhir Erik – Awaludin.
Dalam kontestasi politik, kalah dan menang itu biasa. Menjadi menarik ketika Djafar Achmad yang juga bupati incumbent secara terbuka berkunjung ke kediaman Sang Pemenang Yosef Badeoda untuk memberikan ucapan selamat sekaligus memberi pesan kepada masyarakat bahwa dirinya belum beruntung.
Keberanian Pak Djafar ini sebuah sikap yang mahal dalam politik karena tidak semua orang mempunyai kebesaran dan berjiwa besar untuk menerima kekalahan sesaat setelah hitung cepat tanpa perlu menunggu hasil resmi KPU.
Langkah ini sekaligus upaya untuk menurunkan tensi dari masing-masing pendukung setelah ketegangan selama periode kampanye. Sikap ini juga memberi pesan penting bahwa hanya di Ende calon yang kalah percaya dengan data yang mereka kumpulkan tanpa perlu tunggu KPU. Cara ini juga memudahkan kerja KPU karena tidak dihantui ketegangan pasca pilkada.
Bagi para politisi apa yang dilakukan oleh Pak Djafar yang notabene bukan politisi memberi contoh bagi semua untuk tahu kapan tarik menarik harus diakhiri.
Sebagai orang Ende diaspora yang sering komunikasi dengan beliau, saya tertegun kaget dengan sikap rendah hati yang beliau ambil. Harus diakui selama memimpin baik sebagai Wakil Bupati mendampingi Alm Marsel Petu maupun ketika menjadi Bupati Ende definitif selama hampir 5 tahun banyak sekali terobosan yang dilakukan terutama pembangunan di sektor kelautan. Ende saat ini memiliki fasilitas transportasi laut yang memadai.
Semoga saja, langkah ini juga diikuti pasangan yang lain dan menjadi contoh bahwa “Ana Ende” memang beda. Kita bisa lebih cepat cair sehingga pasangan pemenang lebih punya waktu untuk konsolidasi hal-hal strategis bagaimana membangun Ende dengan alokasi anggaran yang terbatas.
Kepada pasangan pemenang – Yosef Badeoda dan Domi Mere – silaturahmi Pak Jafar harus dipandang sebagai tawaran untuk bersama-sama membangun Ende. Kalau boleh jaringan yang telah dibangun oleh Pak Djafar bisa dioptimalkan. Dan saya yakin ke depan Pak Djafar akan bersedia membantu kalau saja diajak untuk sama-sama urus Ende.
Akhirnya potret positif sekalipun hanya diperoleh melalui media sosial sudah lebih dari cukup untuk membuat sebagai orang Ende kami bangga, karena kalian pemimpin kompak dan bersatu.
Selamat buat Pak Tote dan Pak Domi atas kemenangannya dalam pilkada. Bagi yang kalah tidak perlu berkecil hati masih banyak arena pengabdian yang lain untuk Ende.
Semoga Tuhan dan Leluhur merestui kerja kerja kalian ke depan.
Salam – Honing Sanny