WBN. TASIKMALAYA – Tokoh budaya Sunda juga mantan Kapoda Jabar Irjen. Pol. (Purn.) DR. H. Anton Charliyan M.P.K.N, dan penasehat Tim Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan mengglar silaturahim dan pertemuan bersama Tim Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan wilayah Jawa Barat terkait masalah kesulitan untuk mendapatkan perizinan Export serta jaringan marketing, bertempat di kediamannya Jln. Kapt Naseh Tasikmalaya , Jumat, (18/9/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut
Ketua Persatuan Santri Nusantara Ustad Asep S, Ketua Koperasi Ponpes Suryalaya KH Ahmad, Ponpes Pasir Bokor, Ponpes Sariwangi, Koperasi perikanan Majalengka Krispol dan koperasi Nelayan Sukabumi H Nandang.
Ketua Tim Hamidi dari Kementrian Perdagangan dalam pertemuan tersebut menitik beratkan untuk program saat ini target ekonomi kerakyatan Pesantren akan lebih di focuskan di bidang produk dan fashion busana pakaian muslim.
Sehingga kedepan Indonesia diharapkan bisa menjadi kiblat pakaian muslim dunia, dimana Tasikmalaya merupakan salah satu Produsen terbesar busana muslim, dengan ciri khas bordirannya yang halus dan sudah terkenal ke manca negara,”ungkapnya.
“maka dalam kesempatan itu lanjut Hamidi, kami mengunjungi beberapa pengrajin bordir yang ada di Tasikmalaya
Hamidi berharap kedepan Ekonomi Kerakyatan dan Pesantren bisa maju.
Ia mengatakan silaturahmi ini dalam rangka peningkatan ekonomi kreatif kerakyatan dan ekonomi Pesantren dalam negri sampai dengan produk Export
Tasikmalaya merupakan pusat produksi busana dan kerajinan bordir di Jabar bisa menjadi salah satu centra kiblat produksi maupun model busana muslim Nusantara bahkan Dunia, melalui pemberdayaan Ekonomi Kreatif yang ada di Pesantren – pesantren,” katanya
“Mudah – mudahan pengrajin bordir di Tadik ini untuk bisa lebih maju sebagai solusi nyata dalam rangka pemulihan ekonomi dimasa Vandemi Covid 19.
Untuk itu Tasikmalaya harus mulai mempersiapkan diri menuju kearah itu, dan pemerintah melalui Kementrian Perdagangan akan mendukung sepenuhnya Program Indonesia menjadi kiblat nusana muslim dunia,” pungkasnya. (***)
