Christmas Island Berada Dekat Selatan Jawa, Sejenak Telusur Poestaka

WBN │Salah satu Pulau yang terletak di Samudera Hindia, sekitar 350 Kilo Meter bagiam Selatan dari Pulau Jawa dan Sumatera, namun tidak begitu diketahui secara terurai Pulau yang satu ini, Christmas Island atau Pulau Natal.

Rangkuman penelusuran WBN dari sejumlah sumber, bahan baca Christmas Island. Berikut referensi Christmas Island atau Pulau Natal.

Pulau Natal atau Territory of Christmas Island merupakan wilayah luar Australia yang terletak di Samudera Hindia, sekitar 350 kilometer Selatan Jawa dan Sumatera (Indonesia) dan berjarak sekitar 1.550 km barat laut dari titik terdekat daratan Australia.

Mengutip Nationalgeographic, Christmas Island atau Pulau Natal terletak 2.600 km bagian Barat Laut Perth dan 1.327 km Selatan Singapura. Luas Territory of Christmas Island adalah 135 Km persegi.

Statistik Christmas Island pada tahun 2016 menulis jumlah populasi sebanyak 1.843 penduduk. Mayoritas pemukiman berada di tepi utara pulau, sedangkan pemukiman utama bernama Flying Fish Cove.

Ringkas sejarah Christmas Island, Orang Asia Australia keturunan Cina, Melayu, dan India membentuk mayoritas populasi di Christmas Island. Diperkirakan sekitar dua pertiga atau lebih populasinya berasal dari Cina Selat, dengan sejumlah besar dari Orang Melayu dan Australia Eropa. Selain itu juga sejumlah kecil Orang India Selat dan Eurasia.

Penduduk Christmas Island menggunakan beberapa bahasa, diantaranya Bahasa Inggris, Bahasa Melayu dan berbagai dialek Cina. Sedangkan pemeluk agama adalah Budha sebagai agama besar di Christmas Island, berikutnya Islam.

Orang Eropa pertama yang melihat Pulau Christmas adalah Richard Rowe dari Thomas pada Tahun 1615, lalu berikutnya Kapten William Mynors menamakan Christmas Island, dengan alasan ia menemukannya pada 25 Desember 1643, tepat saat perayaan Natal.

Mayoritas 63 persen Christmas Island merupakan Taman Nasional, yang memiliki beberapa kawasan hutan musim primer. Fosfat, yang awalnya disimpan sebagai guano, telah ditambang di Christmas Island sejak 1899.

Christmas Island juga merupakan Pulau berbatu. Penemuan fosfat pada tahun 1888, merupakan aset pemandu nasib Pulau berbatu yang satu ini menapaki abad-abad berikutnya. Selainitu, Christmas Island juga merupakan tempat yang cukup bersejarah.

Christmas Island Tourism Association melalui halaman resminya, menguraikan tentang sejarah munculnya Christmas Island di Australia.

Kisah Christmas Island dimulai dengan Richard Rowe 1615, lalu pada fase berikutnya pada 25 Desember 1643 Kapten William Mynors singgah di tempat itu setelah menemukan sebuah pulau dan dia kemudian menamai pulau itu dengan nama Natal atau Christmas Island.

William Mynors adalah seorang Kapten Laut berkebangsaan Inggris yang merupakan Master Kapal milik East India Company atau disingkat EIC, bernama Royal Mary. Kapal Royal Mary beroperasi untuk EIC sepanjang tahun 1626 hingga 1639.

Usai penemuan 1643, pulau itu dimasukkan dalam Peta Navigasi Inggris dan Belanda sejak awal abad ke-17, tetapi baru pada tahun 1666 peta yang diterbitkan oleh Kartografer Belanda Pieter Goos, memasukkan pulau itu.
Beberapa abad selanjutnya, pada 6 Juni 1888, Inggris Raya menganeksasi Christmas Island atau Pulau Natal atas desakan John Murray. Hal ini disebabkan oleh potensi fosfat, sehingga membuat Inggris tergiur dan mengklaim pulau itu.

Aneksasi adalah ?.

Aneksasi atau Penyerobotan atau Penggabungan atau Pencaplokan adalah tindakan pengambilan paksa tanah atau wilayah orang lain untuk disatukan dengan tanah atau negara sendiri. Aneksasi juga berarti penggabungan dua hal. Sejumlah negara memperluas kekuasaan mereka melalui aneksasi sejarah, meskipun PBB tidak lagi mengakui aneksasi sebagai alat politik yang sah.

Setelah itu, didirikannya pemukiman bernama Flying Fish Cove beserta Perusahaan Fosfat. Sekitar 200 Orang Buruh Cina, 8 Manajer Eropa dan 5 Polisi Sikh tiba di pulau itu menjadi Tenaga Kerja, sebagian kecil lainnya ditambah dengan Warga ras Melayu.

Riwayat pemanfaatan aset mengalami sedikit perubahan selama Perang Dunia I sepanjang tahun 1914-1918, sebab Penambangan Fosfat di Pulau itu berkurang.Tetapi pada sisi lain, Jalur Kereta Api dari Settlement ke South Point mulai dibangun.

Selanjutnya, pada perayaan Natal Tahun 1942, Jepang menyerang Kapal Fosfat dari Norwegia yang bernama The Eidsvold di Flying Fish Cove. Akibat dari serangan itu, sedikitnya 50 Keluarga Asia dan Australia di-evakuasi ke Perth.

Berikutnya sekitar 900 Tentara Jepang menyerbu dan menduduki Christmas Island. Mereka memenjarakan Orang Eropa yang ada di pulai itu serta mengejar sekitar 1.000 Pekerja Melayu dan Cina di hutan-hutan dalam pulau itu.

“Sabotase Penduduk Pulau dan Kapal Selam Sekutu menyebabkan penangguhan penambangan Fosfat di Pulau itu. Saat ini, tanda-tanda yang bisa dilihat di Christmas Island adalah Sejarah Perang Dunia II, yang mana Christmas Island termasuk basis area senjata yang dipulihkan”, urai Christmas Island Tourism Association dalam laman resmi mereka.
Selain itu dapat ditemukan jejak invasi pendudukan Jepang, tentang sejarah penduduk pulau dan kapal selam sekutu berhasil menyabotase usaha ranjau, berikutnya ratusan penduduk pulau dikirim ke Kamp Tawanan Perang Jepang di Indonesia.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II tahun 1945 mengakibatkan Tentara Jepang terpukul mundur termasuk dari kekuasaannya di Christmas Island.

Pada tahun 1949 Australia dan Selandia Baru membeli perusahaan bernama Christmas Island Phosphate dan Christmas Island atau Pulau Natal mulai dikelola oleh Koloni Singapura. Inggris mengambil alih pulau itu dari Jepang atas nama Ratu Victoria, tetapi pada tahun 1946, pulau itu ditempatkan di bawah Yurisdiksi Koloni Singapura.

Pada tahun 1958, Kerajaan Britania Raya (Inggris) mengalihkan kedaulatan ke Australia, sehingga pulau itu sampai saat ini menjadi bagian dari Wilayah Australia.

Pulau Natal atau Christmas Island

WBN│Rangkuman Manca Negara

Share It.....