Serikat Media Siber Indonesia Nagekeo Kecam Insiden Pengusiran Wartawan Di Ngada
Ketua SMSI Nagekeo, Arton Togo

Pers Warisan Budaya Nusantara

Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Cabang Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Ketuanya, Arton Togo mengeluarkan rilis sikap SMSI Nagekeo, mengecam keras perlakuan sangat tidak terpuji yang menimpa Wartawan Tribun Flores, Albert Aquinaldo,dilarang meliput dan diusir dari Tribun Utama Stadion Lebijaga Bajawa.



“SMSI Kabupaten Nagekeo mengecam keras perilaku buruk dalam insiden yang menimpa salah seorang jurnalis yang melakukan tugasnya dalam mencari informasi. Siapa pun tidak boleh menghalang-halangi tugas seorang jurnalis, karena Pers Nasional mempunyai hak mencari,  memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi”, jelas Ketua SMSI Nagekeo, Arton Togo, (02/11/2023).

Arton juga menambahkan, sesuai dengan Pasal (18) ayat (1) UU Pers menyatakan “setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Arton yang juga Wartawan Florespos. Net, Biro Nagekeo mengatakan, dirinya sangat menyesalkan praktek buruk menghalangi wartawan yang sedang menjalankan tugas peliputan saat pertandingan di gelar di Stadion Lebijajaga.

“Seharusnya oknum panitia yang bertugas tersebut, diberikan pemahaman tentang tata cara menerima tamu yang baik dan fleksibel, apalagi terhadap wartawan yang sedang menjalani tugas peliputan,” ujarnya.

Arton juga menyebut, pemahaman untuk memedakan wartawan yang sedang menjalani tugas peliputan dengan seorang penonton yang hanya ingin mengambil video untuk kepentingan YouTube atau dan lain-lainnya, cenderung disamakan, bahkan disesatkan.

“Kami mendesak ketua panitia soeratin 2023 membenahi serius dan membimbing kedalam, agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi,” tegas Arton.

Pantauan para media di Ngada, terhitung sejak kejadian tanggal 30 Oktober 2023 hingga tanggal 2 November 2023 Wartawan Albert memberikan keterangan pers kepada para awak media di Ngada, belum satu pun pihak terkait merilis kejadian dan menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa yang menimpa Wartawan Wartawan Tribun Flores, Albert Aquinaldo.

Sebelumnya dikabarkan media ini, (02/11/2023), diundang meliput Soeratin Cup, Wartawan Albert diusir dari Tribun Stadion Lebijaga Bajawa.

Kronologis Pengusiran Wartawan Tribun Flores Pos Kupang, Albert Aquinaldo saat meliput pertandingan Liga Pelajar Soeratin Cup U-17 di Stadion Lebijaga Bajawa Kabupaten Ngada, NTT. Sumber : Keterangan Pers Wartawan Tribun Flores Pos Kupang, Albert Aquinaldo, Bajawa Ngada, Kamis (02/11/2023).

Senin tanggal 30 Oktober 2023 pagi hari, Wartawan Tribun Flores Pos Kupang, Albert Aquinaldo melakukan peliputan pertandingan Liga Pelajar Soeratin Cup U-17 di Stadion Lebijaga Bajawa Kabupaten Ngada, NTT. Tim yang bertanding pada saat itu adalah kesebelasan Perserond Rote Ndao berhadapan dengan Persesba Sumba Barat.



Setelah mempertimbangkan kebutuhan pemberitaan dan penyiaran Tribun Flores Pos Kupang, Wartawan Albert Aquinaldo mengambil posisi naik ke atas Tribun Stadion Lebijaga Bajawa Kabupaten Ngada.

“Saat itu saya naik di atas tribun stadion. Memang kebiasaan naik di atas tribun utama stadion, pada liputan-liputan sebelumnya, dua kali liputan Turnamen Eltari Cup di Lembata dan juga di Rote Ndao, teman-teman wartawan juga bisa akses tribun utama guna meliput dan menyiarkan pertandingan. Waktu saya naik ke tribun utama stadion, saya lihat ada berjejer dua camera yang besar, lalu saya berdiri di sebelahnya. Pada pertengahan pertandingan datanglah seseorang yang saya tidak tahu siapa namanya, dia datang menegur, dia sampaikan agar saya menggeser posisi karena camera mereka mengenai saya. Atas penyampaian tersebut, saya pun bergeser. Setelah itu pertandingan babak pertama selesai, namun datang lagi satu orang yang berbeda dan saya tidak tahu siapa namanya. Dia bertanya saya dari mana, lalu saya menjawab bahwa saya Wartawan Tribun Flores Pos Kupang. Lalu ditanya lagi soal izin liputan, dan saya jawab bahwa saya datang atas penugasan, dalam arti atas undangan resmi dari Dinas Kominfo kepada teman-teman wartawan, termasuk kami Tribun Flores Pos Kupang untuk meliput jalannya Soeratin Cup di Ngada. Saya sempat tunjuk Id Card yang diberikan oleh panitia, tetapi mereka ngotot untuk minta surat undangan. Kemudian dia bilang, kalau teman-teman mau live streaming, maka tidak bisa live streaming full, tidak bisa live pertandingan full, hanya bisa meliput dari luar lapangan, hanya bisa mengambil short video, hanya bisa berita naskah. Lalu saya jawab bahwa kami tidak bisa diatur seperti demikian, karena kerja-kerja jurnalistik itu banyak. Jadi pak’ tidak mempunyai wewenang mengatur kami memberitakan short video atau apapun, termasuk oleh Diskominfo sekalipun tidak mempunyai kewenangan membatasi kewenangan produk-produk jurnalistik. Namun tetap ngotot dan meminta surat undangan. Lalu saya jawab bahwa surat ada di teman kontributor yang ada disini, namun kebetulan dia belum hadir. Selanjutnya saya masih terus melanjutkan tugas sampai pertengahan babak kedua, dan ada lagi satu orang yang berbeda, datang menanyakan hal yang sama juga. Menanyakan izin liputan, mengapa naik di atas tribun. Saya kembali bilang bahwa saya ada id card, yang jelasnya mau dimanapun angel berita kita pasti tau lah, kami wartawan kalau merasa angelnya tepat dimana pengambilan gambarnya pas, maka disitulah kami mengambil gambar untuk pemirsa. Sempat terjadi perdebatan saat itu, karena mereka lagi-lagi mempertanyakan legalitas meliput dan naik ke tribun mengambil gambar. Mereka tetap ngotot untuk tidak bisa live streaming full pertandingan dan hanya bisa meliput dari luar lapangan. Setelah itu saat selesai pertandingan ada satu lagi, totalnya ada empat orang yang datang dan saya menjelaskan hal yang sama. Saya juga tidak mau berpolemik panjang, jadi saya ikuti permintaan mereka. Saya sampaikan juga kepada teman kontributor disini (Biro Ngada) dan sempat dikoordinasikan juga, selanjutnya saya lebih memilih mengalah. Pertandingan siang harinya, saya live streaming dari luar lapangan sisi selatan, tidak di tribun utama lagi dan sampai hari ini saya liputannya dari luar, tidak bisa mengakses tribun utama lagi. Sebagai jurnalis yang sering meliput turnamen-turnamen sepak sepak bola seperti ini, saya sangat kecewa, sebab di Kabupaten Ngada sangat berbeda dengan turnamen sepak bola yang digelar Asprov. Turnamen Eltari Cup di Lembata dan juga Eltari Cup di Rote Ndao, semua wartawan diberikan akses untuk masuk meliput, baik live streaming ataupun short video, tergantung kebutuhan teman-teman jurnalis, dan itu diberikan akses seluas mungkin.  Bahkan, jangankan di tribun utama, di pinggir lapangan pun teman-teman jurnalis diberikan akses, diberikan ruang meliput. Saya salah satu jurnalis yang sering meliput sepak bola yang diselenggarakan Asprov, teman-teman Dinas Kominfo sangat welcome bersinergi dengan teman-teman jurnalis, karena bicara sepak bola tidak hanya tentang bola di dalam lapangan, tetapi multiplier effectnya banyak dan kehadiran teman-teman jurnalis sangat berkontribusi besar untuk hal itu”, beber Wartawan Tribun Flores Pos Kupang, Albert Aquinaldo.

Berikut tayangan lengkap uraian Wartawan Albert Aquinaldo kepada sejumlah awak media di Ngada, pada Kamis (02/11/2023).

Share It.....