WBN, INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu sangat kaya akan adat istiadat leluhur yang hingga saat ini masih terus terpelihara dan di jaga. Salah satunya yaitu yang dilakukan oleh warga Blok Kedung Desa Waru Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, Rabu (06/12/2023).
Doa bersama dipetilasan buyut Tedeng tersebut menurut sejarah bahwa kebuyutan tersebut terdapat berupa genangan air, sejumlah warga mempercayai bahwa air yang digenangan tersebut mampu menyembuhkan penyakit.
“Konon katanya dahulu kala di zaman masa penjajahan genangan air tersebut para warga dari berbagai plosok daerah singgah di area genangan air sebelum di bangunnya sumur tersebut bisa melindungi warga dari kejaran penjajah, disebut buyut Tedeng (artinya untuk perlindungan) dan bagi orang yang berlindung di kebuyutan tersebut tidak terlihat oleh penjajah dan akan selamat”, katanya.
Masih menurut cerita yang berkembang, konon bahwa petilasan buyut Tedeng yang sudah dijadikan sumur tua ia menyebut bahwa air sumur tua itu airnya tidak pernah habis, dahulu sebelum adanya air (PDAM), warga dari berbagai plosok Desa saling berdatangan dan antri mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari.
Tradisi ini yang di gelar setiap tahunnya merupakan perwujudan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa. Dalam rangka doa bersama untuk arwah leluhur dan kerabat yang telah meninggal dunia Doa keselamatan seluruh Desa Waru.
Pada tradisi itu setiap warga wajib khususnya warga blok Kedung membawa tumpeng dan berbagai macam makanan lainnya, pada rangkaian pelaksana upacara buyut Tedeng ini selain di isi acara tahlilan dan doa bersama.
Baca Juga:
Bupati Nina Agustina Resmikan Pendopo Kampung Adat di Desa Lelea
Adapun intisari dari Tradisi ziarah buyut Tedeng dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada. Selain itu Tradisi ini untuk mempererat tali silaturami antar warga.
Kuwu Desa Waru Kardam menjelaskan, dalam pelaksanaannya seluruh masyarakat berkumpul di pesarean buyut Tedeng atau kebuyutan lalu melaksanakan doa bersama. “Kami bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak serta masyarakat yang telah berpartisipasi melestarikan adat budaya Kabupaten Indramayu.“Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar. Adat budaya disini tak pernah hilang tergerus jaman,” ujar kuwu Kardam.
Tradisi ini tetap dilaksanakan karena untuk keselamatan bersama serta dianggap bisa tolak bala.
Seperti halnya warga blok Kedung sampai sekarang rutin menggelar tradisi ini dilakukan dan diikuti oleh hampir seluruh warga Desa Waru. Tradisi doa bersama dikebuyutan adalah tradisi sakral dalam menjunjung tinggi adat istiadat warga Desa Waru.
Adapun, menurut warga blok Kedung intisari dari tradisi ini adalah ziarah dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada. Selain itu, tradisi ini juga sekaligus sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Tradisi doa bersama dikebuyutan selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya. Kegiatan ini juga membuktikan bahwa, kekompakan serta gotongroyong antar warga selalu terjaga. (Anton K)