WBN, CIREBON – Di kasultanan Kasepuhan ada tradisi gelar yang dipakai dan digunakan untuk ketrurunannya.
Pada waktu saya lahir, saya diberi gelar Elang Raja.
Pada waktu sudah menikah saya gelarnya menjadi Pangeran Raja, dan pada waktu dinobatkan sebagai calon pengganti sultan sepuh XIII diberi gelar Pangeran Raja Adipati, pada acara penobatan putra mahkota 15 September 2001.
Pada waktu ayah handa wafat 30 April 2010 saya menjadi Sultan Sepuh XIV.
Gelar diberikan kepada keluarga dari turunan laki-laki.
Di cirebon biasa menggunakan gelar Elang dan Pangeran serta Ratu.
Kalau bapaknya Elang atau Pangeran maka anaknya yang laki-laki bisa menyandang gelar Elang atau Pangeran, sedangkan anaknya yg perempuan menyandang gelar Ratu.
Sedangkan untuk anak Sultan ditambah Raja menjadi, Elang Raja, Pangeran Raja dan Ratu Raja kalau lahir dari permaisuri.
Kalau lahir dari selir tidak menyandang Raja tapi Mas, memjadi Elang Mas, Pangeran Mas dan Ratu Mas.
Kalau dari anak Ratu, sudah putus hak gelarnya, karena kuat menganut nasab laki-laki dan diberi gelar Raden baik untuk anak laki-laki maupun anak perempuan.
Itulah tradisi yang ada di Kasultanan Kasepuhan Cirebon.
Tradisi ini masih di gunakan dalam pembuatan silsilah.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, S.E