History Sejarah Lahirnya Kerajaan Padjajaran

 

Lahirnya Pajajaran menjadi sebuah kerajaan memiliki history yang cukup unik. Menurut salah satu referensi dari buku sejarah Jawa Barat karangan Yosef Iskandar, dikatakan bahwa kerajaan Pajajaran itu lahir karena adanya konflik antara 2 kerajaan besar di Tatar Sunda Jawa Barat yakni Kerajaan Galuh yang berkedudukan di Kawali dengan Kerajaan Sunda yang berkedudukan di Pakuan (Bogor) . Karajaan Galuh di bawah Kekuasaan Prabu Niskala Dewa serta Kerajaan Sunda di bawah Kekuasaan Prabu Susuk Nunggal. Padahal ke 2 Raja tersebut merupakan saudara kandung yaitu Putra Prabu Wastu Kencana.
Konflik tersebut rupanya sulit di damaikan, malah semakin tajam bahkan berujung kearah terjadi nya Perang Saudara. Dimana keduanya sudah menyiapkan Pasukan untuk berperang. Padahal sebagaimana diketahui GOTRA YUDHA atau PERANG SAUDARA merupakan pantrangan utama bagi raja raja di Tatar Sunda Galuh sejak zaman Leluhur leluhur mereka al : sbg Pesan Sang Wretikendayun : ” jika terjadi Perang Saudara antar Keluarga maka Keturunan Galuh akan Tumpur ( Habis ) dan Rakyat akan Sengsara.” bahkan Pesan larangan Gotra yudha itu sudah ada sejak zaman Salaka Nagara sbg kerajaan Sunda pertama tahun 130 M. Siapapun Rajanya bila sudah di ingatkan tetap keras kepala ingin berperang, Menurut Ajaran Tritangtu Dibuana, Bisa diturunkan oleh Rama dan Resi. Sehingga dengan demikian dengan adanya sistem Tritangtu dibuana tersebut, RAJA di Tatar Sunda TIDAK BERKUASA MUTLAK. Masih ada penyeimbang pengontrol yakni Rama dan Resi . Hal ini juga pernah terjadi pada masa terjadi konflik antara Raden Sanjaya sebagai raja Sunda dan Kalingga, ( sbg Sang Paman ) dengan Sang Manarah Prabu Ciung Wanara raja Galuh ( sebagai Keponakan ) pada tahun 739 /740 M. Yang hampir terjadi Gotrayudha Hebat, Tapi Alhamdulillah berujung damai dengan turunnya Rama dan Resi dpp Resi Demunawan, yang berakhir dengan musyawarah Sawala Mapulungrahi melahirkan 10 kesepakan Damai, Sehingga Perang bisa dihentikan. Namun tidak Demikian dengan kejadian antara Prabu Niskala Dewa dengan Prabu Susuk Nunggal ini. rupanya keduanya sulit untuk bisa didamaikan. Maka dari itu sebagaimana Amanat Para leluhur Pendahulu Sunda Galuh. Dari pada Tatar Sunda serta Keturunan keturunannya hancur, Rakyat menderita maka kedua Raja tersebut dipersilahkan untuk segera turun dari Singasana dengan Ksatria dan Terhormat, karena telah Melanggar Pantangan Leluhur, Namun walaupun demikian tentu saja harus ada Solusi yang Tepat, Adil dan bijaksana, Maka dimusyawarakanlah suatu solusi, Yakni Prabu Jaya Dewata sebagai Putra Kandung Prabu Niskala Dewa, sebagai Perwakilan Dari Kerajaan Galuh dan Ni Kentring Manik Mayang Sunda Putri Kandung Prabu Susuk Nunggal sebagai perwakilan kerajaan Sunda. Keduanya lalu Disatukan, Dijodohkan menjadi Suami istri, sebagai Raja dan Ratu. Peristiwa tsb terjadi pada Tahun 1482 M. Maka sejak saat itu dua Kerajaan tersebut dilebur disatukan.TIDAK ADA LAGI YANG NAMANYA EGOCENTRIS SEBAGAI KERAJAAN SUNDA ,TIDAK ADA LAGI YANG NAMANYA EGOCENTRIS KERAJAAN GALUH Berubah menjadi satu Spirit Yang baru yakni KERAJAAN PAJAJARAN.

Sebagai suatu Kerajaan yang Sejajar, Berjajar menjadi satu, Sama Sederajat tidak ada yang lebih tinggi, Tidak ada yang lebih Rendah. Menjadi satu Biduk sebagai Raja dan Ratu. Sehingga tidak ada lagi konflik kedua belah pihak, Ditutup cukup sampai disitu. Bahkan Keputusan Rama dan Resi ini berakhir dengan kebahagiaan, Berakhir dengan Persaudaraan, Berakhir dengan perjodohan sebagai suami istri sebagai Raja dan Ratu, Dalam bingkai tatanan baru KERAJAAN PAJAJARAN. Sebagaimana tersirat dalam Naskah Babad Sumedang Sumadidjaya hal 9 ; ” Kabukti Negeri GALUH; GUMANTI KU PAJAJARAN ku Prabu Siliwangi.” ( Terbukti Negeri Galuh Berganti dengan Pajajaran Rajanya Prabu Siliwangi )
– Adapun dalam Pantun Bogor ,( Pakujajar Beukah Kembang ) dikatakan : ”
Ceuk Prabu Anom , Sugan inget Keneh Eyang ? Saha anu ngadegkeun Ieu NAGARA PAJAJARAN ? .( Prabu Anom berkata : Masih ingatkah Eyang ? Siapa yg Mendirikan NEGARA PAJAJARAN ? )
Memeh Ngadeg Pajajaran nu Munggaran .Ngarana teh Nagara Sunda” ( SEBELUM Berdirinya PAJAJARAN yg pertama , Nama Kerajaan Sebelumnya adalah NEGARA SUNDA )
Jadi Disini tersirat jelas bahwa KERAJAAN SUNDA adalah Kerajaan Pendahulu sebelum Kerajaan Pajajaran berdiri. sehingga dengan demikian KERAJAAN PAJAJARAN ADA DAN BERDIRI , BERAWAL DARI KERAJAAN SUNDA DAN GALUH. Menyatukan 2 ( Dua ) Kerajaan jadi satu dengan nama baru yaitu KERAJAAN PAJAJARAN.
Yang berarti satu sama lain berbeda. Pajajaran ya Pajajaran. Sunda ya Sunda, Galuh ya Galuh sesuai dengan Wayah, Wilayah, Lampah, Waktu, Tempat dan lakonnya. Karena masih banyak perbedaan silang pendapat tentang Existensi Keberadaan dan Nama Pajajaran ini sebagai Sebuah Kerajaan. Ada yang mengatakan Pajajaran itu hanyalah sebuah Nama ibukota saja, Nama Kerajaannya adalah Sunda. Ada juga yg berpendapat bahwa memang Pajajaran itu sendiri merupakan suatu Emperium sebagai suatu Kerajaan yang Exist berdiri sendiri.
Terlepas apakah nama Pajajan itu sendiri sebagai sebuah Kerajaan atau sebagai Nama ibukota.
Yang jelas dari catatan Naskah naskah diatas tersirat dan tersurat bahwa : PAJAJARAN Merupakan Nama Resmi SUATU NEGERI, Atau suatu KERAJAAN yang berkuasa di TATAR SUNDA Jawa barat setelah Kerajaan SUNDA dan Kerajaan GALUH MELEBUR MENJADI SATU.
Sehingga memang untuk melacak Kerajaan Pajajaran ini diperlukan Kelapangan hati karena banyak terjadi Kesimpang siuran Pro dan Kontra dengan berbagai Alternatif kepentingan serta berbagai sudut pandang sisi Keilmuan. Hal ini sejalan dengan yang tersirat dalam Pantun Bogor ( Napak dina uga Sunda ) yg berbunyi : ” .
Mapay Lacak Pajajaran mah. mudu bari rubak Amparan. ( mencari jejak Pajajaran itu harus dengan hati yang bersih dan lapang )
Anu engke baris Murwa anu saestuna.
Bari Ngajarkeun deui Pajajaran.
Ditengah tengah zaman bangsa Sunda.Ngaleungitkeun jiwa Sunda. :
(Yang nanti akan membuka ceritera yang sesungguhnya,
Sambil menjajarkan lagi Spirit Pajajaran
Ditengah tengah bangsa sunda yg sudah kehilangan jiwa sundanya.)

Lahirnya Pajajaran itu Sendiri sebagai suatu Negara, Sebagai suatu Emperium atau Kerajaan Besar, Selain tercatat dalam Prasasti BatuTulis Bogor, : ( Sribaduga Maharaja Ratu haji di PAKWAN PAJAJARAN . Sebagai Maharaja Penguasa PAJAJARAN )
Babad Ratu Pakuan Dangdanggula no 274/3 ; ( Rakanipun Dados Papatih NAGARA PAJAJARAN ).
Naskah Turunan Timbang Anten ; ( Prabu siliwangi RAJA PAJAJARAN ). Dll.
Kemudian lebih Diperkuat dengan adanya catatan Narasi dari Brandes dan RA Kern peneliti Belanda ( 1911 – 1913 ) dlm Babad Cirebon yg berbunyi ;
; ” Recounts that Walangsungsang and his Sister Rarasantang, Mother of Sunan Gn Jati were the Children of the KING OF PAJAJARAN “.( Walangsungsang dan Rarasantang ibu dari Sunan Gunung Jati adalah Putra dari RAJA KERAJAAN PAJAJARAN ) ; Babad Cirebon Narative accounts of some Cirebonese Holymen – Brandes.
lebih lanjut dalam babad Cirebon tersebut dikatakan juga :
– ; Iki Caritane Sajaktose Wonten Pawestri ajoe nenge ( Rr Rarasantang ) asal moelane saking Negeri Pajajaran
( ini Ceritra yang sebenarnya ada seorang Perempuan Cantik sekali yang asal Mulanya dari NEGERI PAJAJARAN .)
; Dangdanggula baris ke 7 , Ie Gezang Dangdanggula , Transcript naar no 36 Vande Colektie Brandes. Disini jelas PAJARAN DISEBUT SEBAGAI SUATU NEGARA atau NAGARI bukan negara SUNDA.

Lebih ditegaskan berdasarkan pendapat Crawfurd peneliti Inggris yang mengutip dari PerjalananTom Fires Penjelajah Portugis yang pernah singgah di Keraton Pajajaran : ” PAJAJARAN adalah NAMA SEBUAH KERAJAAN KUNO di jawa, ibukotanya berada di Wilayah Sunda. 40 mil di Timur Batavia. Dugaan ini muncul akibat ditemukanya pondasi Istana dan Batu Prasasti ” John Crawfurd A Descriptive Dictionary of the Indian Island and adjacend Countriies.
Demikian juga dalam Naskah Carita Purwaka Nagari Caruban – Pangeran Arya thn 1720 no 39 Pupuh bag III disebutkan juga tentang Pajajaran merupakan sebuah Negara atau sebagai suatu Kerajaan :
– Negeri Surantaka merupakan bawahan NEGERI PAJAJARAN (Pajajaran merupakan sebuah Negeri, Bukan Negeri Sunda atau Galuh )
– Raden Pamanah rasa bergelar Prabu Siliwangi dinobatkan menjadi MAHARAJA PAKWAN PAJAJARAN.” Istilah Pakwan Pajajaran itu sendiri baru ada setelah Sribaduga jadi Maharaja. Sebelumnya ketika masih dibawah kekuasaan raja Sunda hanya dikenal sebagai PAKUAN SAJA, pernah juga jadi ibukota Kerajaan Galuh dikenal dengan Nama GALUH PAKUAN. Dan saat jadi ibukota Kerajaan Pajajaran dikenal dengan sebutan baru PAKUAN PAJAJARAN. Yang artinya PAKUAN saat itu merupakan Ibukota dari Kerajaan pajajaran. Sehingga dikenal sebagai PAKUAN PAJAJARAN.
Dari uraian Naskah naskah diatas tadi kami kira sudah cukup Jelas sejarah awal Kelahiran PAJAJARAN sebagai suatu NEGARA, Sebagai Suatu KERAJAAN yang Berdiri Sendiri. Bukan sebagai Kerajaan SUNDA yang selama ini sering Dianalogikan beberapa peneliti dan ahli. Tapi nama Kerajaan saat Sribaduga duduk sebagai Maharaja, bukan lagi bernama Kerajaan Sunda tapi bernama Kerajaan Pajajaran. Lalu kenapa sering ada yang menyebut juga sebagai Kerajaan Sunda. Hal itu tidak terlalu bisa disalahkan karena memang betul sekali, Baik Raja Pajajaran, Rakyat Pajajaran, Wilayah Pajajaran, Adalah Wilayah Sunda, Trah Sunda ,Suku Sunda, Suku, Urang Sunda, Bangsa Sunda, Sehingga PAJAJARAN identik juga sebagai Negaranya Orang Sunda. Orang Luar biar gampang menyebutnya Negara Sunda, Negaranya urang Sunda.

Irjen Pol Drs H.Anton Charliyan .MPKN. Pemerhati Sejarah dan Budaya

Share It.....