
WBN. Bandung – Tokoh Budayawan Sunda Abah Anton Charliyan angkat bicara, Pangeran Heru alias Pangeran Kuda Putih, memegang dari awalnya bukan Sultan dari Keraton Kasepuhan Cirebon ini perlu diluruskan terkait pemberitaan yang saat ini sedang Viral, “Santana Kesultanan Cirebon Buat Surat Keputusan, Pencabutan atau pemecatan Gelar Raden Heru Sebagai Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja”. (08/06)
Melalui Telepon kepada Tim Redaksi Media Warisan Budaya, Abah Anton Charliyan mengatakan “Saya hanya mengakui dan mengetahui Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon yang diangkat secara tradisi adat keraton yang syah secara pakem adat setempat yang saat ini yaitu Sultan Sepuh XV PRA. Luqman Zulkaedin, S.H., M.Kn. Jadi Pangeran Heru alias Pangeran Kuda Putih bukan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon”. Tegas Abah.
Berita Terkait
Raden Heru Bukan Lagi Sebagai Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja
“Siapapun Sultan nya, yang terpilih melalui proses tradisi adat keraton kasepuhan cirebon, kita harus dukung, lain hal nya dengan sultan yang diangkat melalui organisasi atau perkumpulan, jadi masyarakat atau orang awam harus faham dan jangan terjebak dalam hal ini dan jangan terpecah belah dalam situasi tersebut”. Tegas Abah Anton
Mantan Kapolda Jabar Irjen Pol purn Dr. H. Anton Charliyan, M.P.K.N. yang kerap disapa Abah Anton mengajak marilah kita berbuat dan berkarya melalui prestasi mengangkat dan melestarikan adat dan budaya, tidak harus menjadi sultan demi melestarikan budaya, melalui peraturan keputusan kementrian Sultan dan Raja Keraton Nusantara adalah Ikon dan garda terdepan untuk melestarikan Adat dan Budaya di wilayahnya masing-masing dan sudah sejauh mana keraton-keraton ini melakukan kajian-kajian narasi naskah sejarah dan menjaga pepakem (adat) Keraton itu sendiri.
Beliau menekankan Tanah Sunda adalah LAND OF PEACE (tanah sunda, tanah damai) apabila ada permasalahan apalagi masalah internal harus di selesaikan secara kekeluargaan untuk mencari penyelesaian permasalahan.
Jangan sampai Ibarat Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri (apabila berbuat sesuatu yang jahat, perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri).(ndra)